Pengrajin Sampe
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Saipul (67) seorang pengrajin alat musik tradisional sampe
Pria yang merupakan pensiunan Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara ini terus berupaya agar karyanya tidak hilang begitu saja. Jika ada yang mau pesan Saipul siap membuatkan gambus maupun sampe
"Saya sudah menggeluti usaha kerajinan alat musik ini sejak tahun 2009 lalu, dan tidak produksi terakhir 2020 karena sepi pembeli," kata Saipul Sabtu (9/8/2025).
Saipul mengungkapkan, bahwa sebelum Covid melanda usahanya cukup laris manis, ada saja pesanan yang masuk. Alat musik yang dihasilkan bukan sembarangan. Ia lebih mengutamakan kualitas dan hasil yang memuaskan bagi pembelinya. Karena bahan yang digunakan cukup susah didapatkan, untuk sampe
Dengan kayu sungkai gambus yang dihasilkan akan bagus, kayunya juga empuk seperti jati. Namun kayu ini sudah jarang ditemui.
"Banyak orang bikin gambus, pakai kayu sembarangan dengan alasan orang bisa beli harga murah. Artinya kalau murah, otomatis kualitasnya beda. Kalau saya tidak mau seperti itu, harus menjaga kualitas dan bahan pun harus bagus," ungkapnya.
Untuk membuat gambus atau sampe
Saipul mengakui, ketrampilan membuat gambus dia dapat secara otodidak atau belajar sendiri, karena ketertarikannya kepada alat musik tradisional. Bahkan untuk menyetel alat musik hanya memperkirakan nadanya. Tapi ia pastikan hasil produknya terjamin kualitasnya.
Ada empat produk andalan yang ia buat, yakni alat musik sampe
Saipul menyebut, dulunya produk gambus dan sampe
"Tapi saat ini tidak lagi seperti dahulu, semenjak sepi pembeli dan tak ada produksi saya beralih usaha. Yakni penyewaan sound sistem di acara-acara hajatan. Setidaknya bisa menopang hidup," jelasnya.
Terlepas dari itu, Saipul tetap melestarikan kesenian gambus di Tenggarong. Karena ia juga merupakan pemain musik tradisional mulai dari sampe
"Harapan kami, musik tradisional sebagai salah satu ciri khas daerah. Maka ia mengajak masyarakat tetap melestarikan kesenian melalui generasi penerus," tutupnya. (Dri)