Salah Satu Karya Imam Pranawa.(Foto: Dok.Instagram BatikMelayuKutai)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Imam Pranawa Utama atau yang dikenal Imam Mardioto (61) salah satu desainer kondang dari Tenggarong, Kutai Kartanegara yang sukses mengenalkan karyanya yakni batik khas kutai. Berawal dari hobi mendesain gambar, kini sukses menggeluti usaha busana dengan corak khas dari Kutai.
Imam menjelaskan, bahwa jauh sebelum memulai usaha ini, dulu ia datang dari Yogyakarta yang merupakan tanah kelahirannya kemudian ke Kukar sebagai tenaga kesehatan. Imam lulusan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ditempatkan di Dinas Kesehatan waktu itu, kemudian di rolling ke Rumah Sakit.
Dan pernah juga di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, lalu kembali lagi ke Dinas Kesehatan, sempat singgah 4 bulan di Dinas Pendidikan, dan terakhir sebelum masuk pensiun ditempatkan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan 11 bulan saja dan langsung pensiun.
"Nah sekarang saya sudah memasuki, mau berjalan ke 3 tahun untuk pensiun. Kalau berbicara untuk masalah Batik Melayu Kutai, saya dirikan bukan pure business. Tetapi hobi menggambar, mungkin saya tidak punya target seperti orang bisnis. Artinya mengalir gitu aja," ujarnya Jumat (8/8/2025).
Untuk hobi menggambar sudah sejak SMP itu sudah mulai, SMA sudah membantu teman-teman bikin baju, sampai kuliah, kalau lagi ada waktu luwang ia duduk di belakang ruang kelas sambil mendesain baju.
"Nah waktu masuk di Kukar pun saya dari awal tahun 1989, saya pernah mendesain dan dapat sponsor batik motif Kalimantan dari Bupati terdahulu Syaukani waktu itu. Dapat 10 potong kain. Jadi akhirnya menjadi 10 baju," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, Imam tetap bekerja dan terus berkarya. Ia juga pernah mengisi fashion show di tahun 2010 itu, ia punya pikiran kenapa Kutai Kartanegara itu gak punya motif lain, batik sendiri. Sedangkan kabupaten lain sudah punya.
"Akhirnya di tahun 2010 saya menciptakan Batik Melayu Kutai yang pertama kali. Jadi titik awalnya Batik Melayu Kutai itu dari tahun 2010. Disitu pertama sekali saya mengeluarkan motif Paku Raja atau motif tumbuhan pakis," tuturnya.
Imam berkomitmen untuk branding Batik Melayu Kutai, karena tidak memasukkan motif Dayak, dengan tagline motif kearifan lokal Kutai Kartanegara. Jadi yang membedakan motif-motif dari 10 kabupaten kota yang lain. Kabupaten yang lain tetap masih masukkan, tetapi dalam perjalanannya kelihatannya dari kabupaten lain juga sudah ada beberapa yang sudah tidak memasukkan motif Dayak.
"Memang awal mulanya pada saat menampilkan Batik Melayu Kutai itu banyak pertanyaan. Karena mereka selalu menghubungkan dengan motif jayanya. Disitulah tugas saya mempromosikan, terus mengedukasi dan sebagainya. Karena memang ini batik Melayu Kutai, jadi bukan motif Kalimantan secara umum, motif jayanya," terangnya.
Dan usaha ini terus berjalan sampai saat ini. Imam sudah mempunyai 20 motif yang sudah tersertifikasi HAKI.
"Dan ada lagi yang saat ini sudah saya kantongi. Kemudian berjalannya waktu ada beberapa motif yang berkembang. Seperti, paku raja, siri raja, walai, pucuk tegaron, jajak cincin, temu kunci, keminting," imbuhnya.
Imam mengungkapkan, untuk memperkenalkan Batik Melayu Kutai aktif dari 2019 mengikuti fashion show, ada Jogja Fashion Week, Jawa Tengah Fashion Week, terus ada beberapa kegiatan-kegiatan yang banyak dilakukan, untuk mempromosikan dan memperkenalkan batik ini.
"Selama ini saya baru dua kali mendapat sponsor dari pemerintah daerah Kabupaten, yakni dari Disperindag sekali, terus satu lagi dari Dinas Pariwisata sekali. Sedangkan kalau dari provinsi itu dari melalui Dinas Pariwisata Provinsi, saya sudah beberapa kali pada tahun 2022 ke Jogja dan Solo. Lalu pada 2024 kemarin saya ikut festival IKN Nusantara di Semarang dan di Surabaya, itu yang membawa dari provinsi," jelasnya.
Imam mempunyai harapan besar untuk pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, kedepan bisa menggelar kegiatan untuk mengenalkan busana motif khas Kukar yang ditonjolkan.
"Kalau memang bisa, satu tahun mungkin atau dua kali. Agar membuka kesempatan untuk anak-anak muda yang suka dengan busana desainer," tukasnya. (Dri)