TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Bank Sampah Sehat yang merupakan milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah di dirikan sejak 2019 lalu. Dengan adanya bank sampah ini nanti berfungsi sebagai pengolahan sampah organik sekaligus pengepul sampah anorganik bernilai ekonomis.
Meskipun sudah lama berdiri bank sampah ini baru diresmikan Kamis (2/3/23) kemarin oleh Bupati Kukar Edi Damansyah, yang ditandai dengan menandatangani prasasti Bank Sampah Sehat tersebut.
Kepala DLHK Kukar Alfian Noor mengatakan bahwa Bank Sampah Sehat ini sudah berjalan sejak 2019 dan sudah dikelola, jadi sekarang ini terus berlanjut.
"Kemudian bank sampah ini akan kita jadikan bank sampah induk. Artinya nanti membantu mengakomodir kawan-kawan yang punya bank sampah dan memiliki kesulitan dalam hal misalnya penjualan. Karena tugas kami nanti membina, menyehatkan bank sampah yang ada di Kukar, supaya kembali sehat, ada yang mati suri kan bank sampahnya." ungkap Alfian Jum'at (3/3/23).
Contohnya saja yang ada di Kota Bangun itu mengumpulkan sampah anorganik yang plastik, tapi kalau dibawa ke kota untuk diserahkan pada pengepul itu nilai ekonomisnya, bahkan bisa hilang karena transportasi dan lainnya. Inilah tugasnya bank sampah induk ini nanti untuk menjemput itu, menjemput bank sampah yang ada di unit-unit yang ada di hulu.
"Dikumpulkan disini, tapi kita sudah mencatat, ini miliknya bank sampah Kembang Janggut misal, disana punya juga nasabahnya, ini punya si A,B,D. Kami akan menjual, hasil penjualannya murni seutuhnya akan kita kembalikan pada bank sampah di Kembang Janggut untuk di kembalikan pada nasabahnya."ujarnya.
Ia mengungkapkan bank sampah di sini bernilai ekonomi baik organik maupun anorganik, jadi kompos, nantinya juga akan buat satu di pasar, disana ada sampah organik tidak langsung di buang ke TPA, bisa diolah lagi supaya punya nilai ekonomis kembali.
Dan Bupati Edi Damansyah meminta ini dijadikan e-katalog, untuk itu menjadi kerja keras bagi kawan-kawan pengurus bank sampah sehat ini, bagaimana bank sampah ini menjadi nilai jual yang secara profesional punya mutu, nanti ada hitungan bahan yang ada di bank sampah.
"Di Kukar sekarang ada 58, sebagain ada yang mulai mati suri, permasalahannya adalah alat angkutnya tidak ada dan kemudian nilai untuk mendorong mereka untuk bersemangat mengelola sampah salah satunya tugas DLHK, dan kita ditugaskan untuk kembali menghidupkan 58 bank sampah ini." tutupnya. (*dri)