
Ilustrasi gambar perhotelan di Kaltim. Kamis (06/11/2025).(Foto:Abi/KutaiRaya)
SAMARINDA, (KutaiRaya.com) : Pergerakan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel menggambarkan kenaikan bagin hotel berbintang dan juga non-berbintang. Hal ini turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kaltim di triwulan II-2025.
Hunian kamar hotel mengalami peningkatan di bulan September tahun 2025 ini. Diketahui, pada bulan September 2025 terjadi peningkatan TPK sebesar 0,95% dibanding dengan bulan Agustus kemarin yang berada di angka 53,49%.
Brdasarkan kenaikan tersebut, rata-rata tamu hotel menginap juga bervariasi. Brdasaekan data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik (BOS) Kaltim, Rata-rata tamu menginap yaitu 1,66 hari. Dengan rincian tamu nusantara selama 1,64 hari dan tamu asing 2,58 hari.
Meski menunjukkan kenaikan, di beberapa segmentasi justru menunjukkan penurunan. Seperti ku jangan wisatawan, baik wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman).
Dibulan September sendiri, kunjungan Wisman turun drastis sebanyak 39,15% dibanding bulan sebelumnya, Agustus 2025 lalu. Dketahui, kunjungan terjadi sebanyak 802 kunjungan saja.
Namun, jika dibanding dengan perbandingan antar tahun (y-o-y), kebaikan terjadi cukup signifikan, yakni 59,13% dibanding tahun 2024 kemarin.
Untuk Wisnus sendiri, terjadi kenaikan hingga 62,80% dibanding tahun lalu (2024) yang sebesar 21.835 perjalanan. Khusus bukan September, kunjungan wisnus sebanyak 3.078 perjalanan ke Kaltim.
Terkait dengan TPK hotel non-bintang, kenaikan terjadi di bulan September 2025 sebesar 25,18% dari bulan Agustus sebelumnya. Naum, terjadi penurunan jika di hitung melalui y-o-y di September 2024. Penurunan terjadi sebesar 4,20%.
Dari pemaparan tersebut, hal ini turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kaltim ditahun 2025. Diketahui, perbandingan peningkatan ekonomi dari tahun 2024 (y-o-y) naik sekitar 4,69%. Untuk nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), berlaku dengan angka Rp 221,77Triliun.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana mengatakan, kenaikan angka juga akan berimbang pada sektor atau segmentasi lainnya yang akan mengalami penurunan.
"Ada kenaikan, ada penurunan, kalau dibandingkan antar bulan memang ada penurunan, tapi jika di bandingkan antar tahun terdapat kenaikan yang cukup besar," ucap Kepala BPS Kaltim.
Sektor perhotelan turut menjadi penentu naik turunnya PDRB Kaltim. Mengingat, banyaknya spot wisata di tiap daerah di Provinsi Banua Etam. (*Abi)