• Sabtu, 06 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, Ir. H. Seno Aji saat diwawancarai awak media, Senin (13/10/2025).(Foto:Abi/KutaiRaya)


SAMARINDA, (KutaiRaya.com) : ‎Perkembangan sektor kebudayaan di Kaltim tentu menjadi harapan bersama. Seperti kebudayaan Kutai, Dayak dan suku-suku lainnya yang mendiami Provinsi Kaltim.

‎Berkaitan dengan itu, masyarakat Jawa yang berada di Kaltim juga menginginkan budayanya turut berkembang di tanah Benua Etam. Hal ini disampaikan langsung oleh Wagub Kaltim, Seno Aji.

‎"Jadi ini aspirasi dari masyarakat Jawa yang ada di Kaltim. Pendopo Seniman Jawa itu baru menjadi rencana, mereka meminta untuk ada satu tempat agar mereka bisa berkumpul," ucap Wagub Kaltim, Seno Aji.

‎Meski memahami keinginan hal tersebut, Seno menegaskan, masih perlu mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan prioritas pembangunan di Kaltim.

‎"Tentu kita harus sesuaikan dan pertimbangkan ya, terutama dari sektor prioritas dan keuangan daerah kita," lanjutnya.

‎Rencananya, kata orang nomor dua di Kaltim tersebut, nantinya pembangunan itu akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kaltim. Namun, sebelum itu, dirinya masih menunggu dari masyarakat Jawa untuk menentukan lokasi pembangunan.

‎"Dari Dinas PU nantinya yang akan mengerjakan. Kita tunggu dulu masyarakat Jawa mempersiapkan lokasi yang sudah ada, baru kita bantu untuk membangunnya," bebernya.

‎Meski rencana tersebut kemungkinan akan dilaksanakan, dirinya menegaskan, bahwa pendopo tersebut tidak akan dibangun di tahun ini.

‎"Kita akan lihat. Karena ini bukan proyek urgent, tapi lebih mengarah pada sektor keberagaman," kata Seno.

‎Menurutnya, keberagaman perlu dijaga seerat-eratnya. Kehadiran pendopo kata dia, merupakan simbol dari kebersamaan masyarakat yang ada di Kaltim.

‎"Keberagaman harus dijaga saya kira, semuanya (suku) punya peran penting di Kaltim, sehingga pendopo untuk masyrakaat Jawa ini juga merupakan bagian dari lokasi berkumpul agar masyarakat Jawa punya tempat untuk menjaga dan melestarikan budaya. Apalagi mereka juga punya kontribusi terhadap pembangunan daerah," tandas Seno Aji.

‎Disisi lain, tanggapan berbeda datang dari akademisi Universitas Mulawarman, Muhammad Taufik. Dirinya memberikan kritik atas rencana tersebut. Menurutnya, Pemprov Kaltim seharusnya berfokus pada pembangunan dan perkembangan kebudayaan lokal Kaltim.

‎"Harusnya Pemprov itu fokus pada pengembangan sektor kebudayaan lokal di Kaltim. Terutama budaya yang sangat bersinggungan dengan sejarah Kaltim, seperti Kerajaan Kutai di Muara Kaman," tegasnya.

‎Pada dasarnya, Kaltim memiliki kekayaan budaya yang melimpah. Dirinya mmengungkapkan bahwa Kaltim sendiri bisa menjadi besar dengan kebudayaannya, terutama jika difokuskan pada sektor pembangunan berbasis budaya.

‎"Pendopo yang akan direncanakan ini memang bisa dijadikan sebagai wadah untuk bicara soal budaya. Tapi jika itu eksklusif, kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecemburuan sosial. Seharusnya di bangun dengan inklusif dan menyeluruh," jelasnya dengan tegas.

‎Dirinya justru mendorong Pemprov Kaltim untuk melirik pada sektor situs sejarah di wilayah peninggalan Kerajaan Kutai di Muara Kaman. Seperti melakukan penelitian, dokumentasi ilmiah serta sektor pariwisatanya ialah melakukan promosi wisatawan.

‎"Kalau ke revitalisasi situs sejarah, tentu imbasnya akan lebih besar lagi. Alokasikan anggaran untuk penelitian berbasis arkeologi, lakukan dokumentasi ilmiah, tindak lanjutnya bisa melakukan promosi wisata berbasis budaya. Semua sektor bisa masuk, pendidikan, ekonomi dan budaya bisa di dorong bersamaan," terangnya.

‎Untuk itu, dirinya berharap, agar Pemprov Kaltim dapat mengkaji ulang rencana pembangunan di sektor kebudayaan. Fokusnya kata dia, tentu pada sektor kebudayaan lokal yang ada di Kaltim.

‎"Kebijakan disektor kebudayaan harus bisa membangun narasi-narasi yang berlandaskan pada keotentikan daerah, bukan hanya sebatas simbol. Sejarah Kerajaan Kutai di Muara Kaman itu lebih tepat," tutupnya. (*Abi)



Pasang Iklan
Top