• Sabtu, 06 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Camat Sebulu, Edy Fachruddin.(Foto:Devi/KutaiRaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Hal ini di sampaikan Camat Sebulu Edy Fachruddin saat diwawancarai di kantor Bappeda Kukar, Selasa (16/9/2025).

Melalui kolaborasi antara pemerintah dan berbagai pihak, pelaku UMKM di wilayah ini berhasil meningkatkan pendapatan dan memperluas jangkauan pasar mereka.

Salah satu bentuk dukungan nyata datang dari Forum Kemitraan Pemerintah (FKP) binaan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) yang aktif membina pelaku UMKM di wilayah tersebut.

Ia mengatakan, bahwa partisipasi UMKM dalam berbagai kegiatan lokal pun menjadi momentum penting, salah satunya dalam ajang balap ketinting "Open Race Jilid 2" yang digelar di Desa Segihan.

“Alhamdulillah, dengan terbentuknya FKP, UMKM di Kecamatan kami mulai bangkit. Selama dua hari pelaksanaan acara, perputaran uang di kalangan pelaku UMKM mencapai Rp3 juta per hari,” ujarnya.

UMKM di Kecamatan Sebulu didominasi oleh sektor kuliner dan kerajinan tangan. Produk yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari makanan lokal hingga kerajinan dari kayu ulin seperti cobek dan piring, serta produk unggulan lainnya seperti gula aren.

Meski begitu, tantangan tetap membayangi pertumbuhan UMKM. Salah satu kendala utama adalah minimnya pemahaman pelaku usaha terkait akses pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Idaman.

Banyak yang masih beranggapan bahwa mereka memerlukan agunan atau surat keterangan tidak mampu (SKTM), padahal syarat tersebut tidak termasuk dalam prosedur resmi pengajuan.

“Masih banyak pelaku UMKM yang belum memahami mekanisme pengajuan KUR. Kami sedang intensif melakukan sosialisasi agar mereka bisa lebih percaya diri memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang ada,” tuturnya.

Selain pembiayaan, pelatihan juga menjadi tantangan tersendiri. Program pelatihan yang disediakan di Balai belum sepenuhnya dimanfaatkan karena sebagian peserta merasa tidak nyaman dan tidak menyelesaikan pelatihan hingga tuntas. (*dev)



Pasang Iklan
Top