• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Warga Lempake saat antri gas di sub pangkalan Koperasi Merah Putih. (Siti/KutaiRaya)

SAMARINDA, (KutaiRaya.com): Warga di Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, beberapa bulan terakhir menghadapi persoalan langkanya gas elpiji 3 kilogram. Untuk mendapatkannya, tak jarang harus menempuh perjalanan jauh hingga ke pusat kota. Jika pun tersedia di sekitar tempat tinggal, harga yang ditawarkan jauh dari harga eceran tertinggi.

Burhan (bukan nama sebenarnya), warga Lempake berusia 60 tahun, mengaku sering harus berkeliling dari warung ke warung demi mencari satu tabung gas.

"Iya kalau lagi nggak ada, kadang susah. Harus keliling tanya warung satu per satu, kadang sampai ke kota Samarinda sana. Dan harganya juga cukup mahal," ucap Burhan, Senin (21/07/2025).

Sunarti (58), warga lainnya, juga menuturkan bahwa selama beberapa bulan terakhir ia kesulitan mendapatkan gas, bahkan sampai harus ke Gunung Lingai.

"Iya kadang susah sampai jauh, keluar desa, keluar kota itu Samarinda sampai ke Gunung Lingai," ungkap Sunarti.

Ia menyebut harga di pengecer bisa sangat bervariasi, tergantung jarak tempuh, ketersediaan tabung, dan siapa yang menjual. Dalam kondisi normal, harga bisa berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp35 ribu. Namun ketika stok langka, harga bisa melonjak drastis.

"Kalau di pengecer ada yang tiga puluh, ada yang tiga puluh lima. Ya kadang kalau pas nggak ada, empat puluh sampai lima puluh. Lebih jauh kita nyari," jelasnya.

Karena itulah, ia merasa terbantu dengan hadirnya Koperasi Merah Putih di Lempake yang mulai beroperasi sebagai sub-pangkalan gas elpiji sejak hari ini.

"Ya senang, Alhamdulillah membantu. Dekat juga rumahnya. Kadang nyari sampai jauh, tidak dapat sudah beberapa bulan ini ya," tuturnya.

Kehadiran koperasi tersebut menjadi harapan baru bagi warga yang selama ini terbebani persoalan jarak dan harga. Pemerintah Kota Samarinda pun memandang langkah tersebut sebagai salah satu solusi konkret untuk menjawab keluhan masyarakat, terutama di wilayah yang sulit dijangkau distribusi resmi LPG 3 kilogram.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Nurrahmani atau yang akrab disapa Yama, menyatakan bahwa pelibatan koperasi sebagai sub-pangkalan merupakan bagian dari upaya memperluas akses dan mendekatkan layanan ke masyarakat.

"Ini juga bagian daripada memudahkan masyarakat untuk mencari gas LPG, apalagi di Samarinda Utara kan tempatnya lumayan jauh. Harapan kita ke depan ada regulasi yang mengatur tentang berapa harga gas di sub-pangkalan supaya kepastian harga itu benar-benar bisa dirasakan," ujar Yama.

Meskipun harga LPG di sub-pangkalan belum memiliki acuan resmi seperti pangkalan utama, pemerintah berupaya mendorong agar ke depan ada aturan yang jelas terkait standar harga. Langkah ini diyakini akan mengurangi kesenjangan harga yang kerap terjadi di lapangan.

"Kita berharap bahwa ke depannya nanti harga itu bisa dipastikan berapa sih sub-pangkalan itu. Supaya kesenjangan yang selama ini terjadi ada yang lima puluh, ada yang berapa itu bisa ditiadakan," pungkasnya. (skn)



Pasang Iklan
Top