
Produk kerupuk rengginang
TENGGARONG (KutaiRaya.com) Produk kerupuk rengginang olahan industri rumahan di Kecamatan Tenggarong menjadi salah satu cemilan yang sering diminati oleh seluruh kalangan masyarakat.
Kerupuk rengginang yang memiliki cita rasa khas renyah dan gurih ini, karena dibuat melalui proses ketelitian hingga memperhatikan kualitas bahan bahan bakunya.
Proses pembuatan kerupuk rengginang memerlukan waktu beberapa hari, dimulai memasak beras ketan, di cetak hingga penjemuran. Penjemuran dilakukan selama 3 hari menyesuaikan dengan cuaca.
Pemilik Industri Ruamahan (Home Industry) Kerupuk Rengginang Sumaji menyebutkan, menggeluti usaha produksi rengginan ini sejak 4 tahun lamanya. Awalnya usaha ini berjalan dari ketidaksengajaan atau tidak niat untuk berjualan.
"Pertama terjun usaha ini karena cucu dari minta dibuatkan kerupuk rengginang, setelah dibuatkan tapi tak diambil. Akhirnya rengginang yang diproduksi itu, dijual ke toko toko," kata Sumaji pada Kutairaya, di rumah produksi rengginang Kelurahan Maluhu, Tenggarong, Sabtu (28/6/2025).
Sementara rengginan yang dijual ke toko toko itu sangat diminati oleh pembeli atau konsumen. Sehingga Sumaji bersama istri untuk terus memproduksi kerupuk rengginan. Kerupuk rengginan merupakan salah satu makanan khas pulau Jawa.
"Pertama kali produksi hanya 1 KG beras ketan, yang dijual ke toko khususnya di Kecamatan Tenggarong," ucapnya.
Saat ini, produksi kerupuk rengginan bisa mencapai 12 KG. Produksi kerupuk rengginang ini dilakukan secara rutin, untuk mengantisipasi permintaan pasar yang tinggi. Sementara permintaan pasar terhadap kerupuk rengginang bisa mencapi ratusan pack.
"Dalam 1 pack atau bungkusnya berisi sekitar 24 biji. Per bungkusnya dijual dengan harga 15 ribu," ujarnya.
Pemasaran kerupuk rengginan ini hanya di sejumlah kecamatan di Kukar, seperti pasar Loa Kulu, pasar Loa Janan, pasar Mangkurawang dan sekitarnya. Memang masih minim terhadap pangsa pasarnya, karena setiap pembelian atau permintaan diantar sendiri menggunakan sepeda motor.
"Permintaan pasar yang tinggi juga membuat kualahan, terlebih pada momen perayaan hari besar seperti Idul Fitri atau Idul Adha," ungkapnya.
Dirinya tak menyangka, bisa melayani permintaan kerupuk rengginang dari sejumlah pasar. Meskipun permintaan sudah tinggi, yang menjadi kendala yaitu kemasan pada produk tersebut.
"Kemasan kita saat ini hanya menggunakan plastik bening dan ada capnya," sebutnya.
Dirinya berharap, pemerintah daerah dapat mendukung produk UMKM kerupuk rengginang ini, khususnya pada kemasan maupun sertifikasi atau ijin usaha.
Hal itu dinilai sangat penting, dalam melakukan pengembangan usaha. Sementara kemasan atau sertifikasi usaha sangat mahal jika dilakukan secara mandiri, sehingga diperlukan peran dari pemerintah daerah. (ary)