• Sabtu, 06 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Citra niaga Samarinda menjadi pusat perdagangan tradisional


SAMARINDA (KutaiRaya.com) Kawasan Citra Niaga Samarinda kembali menggeliat. Setelah puluhan tahun berdiri sebagai pusat perdagangan tradisional, kini kawasan yang pernah mendapat penghargaan arsitektur internasional itu mulai bersolek.

Sentuhan modernisasi membuatnya tak hanya menjadi tempat belanja suvenir khas daerah, tetapi juga ruang kreatif bagi anak-anak muda dan pelaku usaha lokal.

Dibangun sejak 1987, Citra Niaga dulunya menjadi rumah bagi para pedagang kecil dan menengah. Arsitekturnya yang unik bahkan mengantarkannya meraih Aga Khan Award for Architecture pada tahun 1989.

Kala itu, konsep ruang terbuka, jalur pedestrian yang saling terhubung, serta integrasi antara kios-kios tradisional dengan ruang publik terbuka menjadi daya tarik utama.

Kini, pemerintah tengah melakukan revitalisasi besar-besaran. Kawasan tersebut disulap menjadi ruang yang lebih rapi, terang, dan nyaman.

Pedestrian diperluas, tempat duduk ditambah, penerangan diperbaiki, dan berbagai elemen estetis mulai bermunculan. Tujuannya tak lain untuk menjadikan Citra Niaga sebagai “Malioboro-nya Samarinda”.

Citra Niaga juga menarik perhatian dua pengusaha distro lokal yang tengah menyiapkan peluncuran media gaya hidup bernama Believe. Kawasan ini dipilih sebagai lokasi foto karena dianggap ikonik dan sesuai dengan konsep kreatif yang ingin diangkat.

"Jadi kami pengusaha clothingan punya distro masing-masing. Nah kami datang ke sini mau foto-foto buat launching media dengan nama Believe. Jadi media ini mengarah ke lifestyle aja," ujar Fahmi, salah satu penggagas media tersebut.

Menurut Fahmi, pemilihan Citra Niaga bukan tanpa alasan. Ia menyebut kawasan ini sebagai landmark yang punya makna tersendiri bagi warga Samarinda.

"Kami datang ke Citra Niaga karena ini bisa dibilang landmark lah. Salah satu ikon Kota Samarinda. Kayak mungkin kalau Jogja punya Malioboro, Samarinda ya ini. Pusat perdagangan tradisional, ada suvenir, ada aksesoris Dayak atau Kutai kan di sini, bisa cari di sini," ujarnya.

Tak hanya nilai historis, daya tarik kawasan tersebut juga tumbuh dari hadirnya usaha modern seperti kedai kopi dan tempat nongkrong kekinian. Hal ini menciptakan perpaduan antara nuansa lama dan baru yang dinilai pas oleh kalangan muda.

"Kita melihat Citra Niaga udah mulai rapi. Terus itu masih banyak usaha-usaha yang udah lama ada di sini masih bertahan, dan gabung dengan usaha-usaha baru. Jadi kayaknya perpaduan pas antara tradisional sama modern itu bagus lah," ucap Akbar Alwi, rekan Fahmi.

Menurut Akbar, keberadaan kafe dan kedai kopi modern menjadi kunci penting untuk menarik anak-anak muda datang dan menikmati suasana Citra Niaga.

"Kalau kopi-kopi ini modern kita bilang kan, ada kafe-kafe akhirnya anak-anak muda mau ke sini. Kalau mungkin nggak ada kopi-kopi, ya minatnya kurang," katanya.

Akbar menambahkan bahwa dirinya dan teman-teman sering berkunjung ke Citra Niaga sekadar untuk jalan-jalan, ngopi, dan ngobrol santai.

"Kami beberapa kali ke sini jalan-jalan keliling, minum kopi sama teman-teman, ngobrol," pungkasnya. (skn)



Pasang Iklan
Top