
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Isu tentang bahan bakar minyak (BBM) oplosan yang beredar di media sosial belakangan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Terkait hal tersebut, Kabagops Polres Kutai Kartanegara, Kompol Roganda, angkat bicara dan mengimbau agar masyarakat tetap tenang.
Roganda memastikan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan di beberapa SPBU di wilayah Tenggarong hasilnya tidak ditemukan kandungan air atau indikasi BBM oplosan pada bahan bakar yang dijual.
“Kami telah merespon keluhan masyarakat dengan melakukan pengecekan langsung di SPBU-SPBU yang disebutkan dalam keluhan. Kami juga terus memantau informasi yang beredar di media sosial,” ujar Kompol Roganda Kamis (3/4/2025).
Ia menjelaskan, pengecekan tersebut dilakukan pada tanggal 27 Maret 2025, dan hasilnya menunjukkan bahwa kualitas BBM yang beredar di wilayah tersebut tetap dalam kondisi yang baik.
Roganda menambahkan bahwa Polres Kutai Kartanegara, khususnya Satreskrim, tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait isu ini. “Jika ada temuan yang valid, kami akan segera mengambil tindakan sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Kompol Roganda juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang belum jelas kebenarannya. “Kami mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang belum terverifikasi. Jika ada bukti yang sah, kami akan menindaklanjuti dengan serius,” tambahnya.
Mengenai laporan serupa yang datang dari beberapa daerah, seperti Pulau Jawa dan Sulawesi, Polres Kutai Kartanegara mengambil langkah proaktif dengan mengirimkan sampel bahan bakar ke Jakarta untuk diuji kadar airnya.
“Kami bekerja sama dengan Pertamina dan lembaga berwenang untuk memastikan hasil uji yang profesional dan terpercaya,” ujarnya.
Sementara itu, Petugas SPBU di Jalan Pesut Tenggarong, Rully Effendi, menekankan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mempercayai informasi tanpa verifikasi.
Rully menjelaskan, pihaknya selalu melakukan pengecekan berkala pada kualitas bahan bakar, termasuk saat Lebaran kemarin.
“Kami menggunakan alat sonding, stik, dan pasta air untuk memastikan tidak ada kandungan air dalam bahan bakar. Selain itu, kami juga memeriksa kualitas dan suhu bahan bakar serta kepadatannya,” ungkap Rully.
Sebagai informasi, bahan bakar yang memiliki kadar di bawah 0,720 dianggap buruk, sedangkan bahan bakar dengan kadar 7,45 sudah memenuhi standar dan layak digunakan.
Terkait dengan keluhan yang masuk ke SPBU, Rully menjelaskan bahwa sejauh ini hanya ada dua komplain yang diterima. Salah satunya adalah keluhan dari seorang ibu pengguna motor Vario.
“Kami langsung mengambil sampel bahan bakar dari tangki motor tersebut dan setelah diuji, warna bahan bakarnya tetap sama. Kami mengganti 4 liter bahan bakar dengan yang baru sebagai bentuk tanggung jawab,” kata Rully.
Komplain lainnya datang dari seorang pengendara mobil, namun ia tidak membawa bukti fisik. “Karena hanya berdasarkan keluhan lisan, kami tidak bisa memberikan tanggapan lebih lanjut. Sejauh ini, hanya ada dua komplain yang masuk ke SPBU kami,” pungkasnya. (Dri)