• Minggu, 28 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Ratusan pedagang Mangkurawang hasil relokasi dari Pasar Tangga Arung Tenggarong, bersama mahasiswa yang tergabung dalam PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GP Ansor Kukar, PC IPNU, LP KPK Kukar dan LI Tipikor, Senin (25/4) pagi kemarin “ngluruk” ke kantor DPRD Kutai Kartanegara.

Sebelum “kepung” DPRD Kukar, para pengunjuk rasa terlebih dahulu melakukan aksi demo ke Disperindagkop (Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi) Kutai Kartanegara.

Saat demo di DPRD, para pengunjuk rasa menyampaikan tuntutannya, dihadapan tiga anggota dewan yang menemui mereka, yakni Ketua Komisi I Abdul Rasyid, didampingi Ahmad Yani, dan Hamdiah.

Suatno Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tangga Arung dalam orasinya menyebut, bahwa Pemerintah Kukar telah menzholimi para pedagang. Ia mengatakan bahwa petak yang disiapkan pemerintah tak bisa menampung para pedagang, hampir sebagian besar pedagang tak mendapatkan petak.

"Selain itu kondisi pasar yang jauh dari pusat ibukota juga menjadikan pembeli sepi. Pemerintah seolah olah membuang kami ke tempat dipinggir kota yang pembelinya sangat sedikit," ujarnya.

Sementara itu Achmad Khusnin Al Muafi ketua PMII Kukar yang ikut dalam aksi tersebut, membacakan beberapa tuntutan pedagang, diantaranya adalah meminta agar pemerintah memindahkan kembali pasar Mangkurawang ke Pasar Tangga Arung selambat lambatnya 29 April 2016.

Jika pemerintah tidak mengabulkan tuntutan sebagaimana poin pertama maka kami mendesak pemerintah untuk, Menertibkan pasar malam yang ada diwilayah Kota Tenggarong dengan membatasi waktu, mengatur tempat dan mengupayakan keberadaan pasar malam sebagai sumber PAD, lantas menertibkan pedagang yang menjadi korban relokasi pasar Tangga Arung atau lainya yang memilih untuk berjualan dirumah masing masing yangbisa berakibat pada kegagalan pemerintah dalam usaha menadi kota Tenggarong untuk meraih piala Adipura kembali.

Kemudian menertibkan pasar pasar dadakan yang muncul dibeberapa titik kota Tenggarong yang menggunakan badan jalan atau lahan lahan kosong sebagai tempat berdagang, hal ini berdampak pada semakin buruknya kondisi kota Tenggarong yang terkesan dari kata rapi, indah tertib dan aman.

Yang terakhir mengevaluasi kembali dan memperketet proses perijinan toko modern/waralaba kian menjamur di kota Tenggarong meski tidak memenuhi ketentuan yang berlaku sebagaimana diatur dalam peraturan daerah Kukar.

Setelah menyampaikan aspirasi, Ketua Komisi I DPRD Kukar Abdul Rasyid mengajak para pedagang untuk melakukan pertemuan di ruang Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Kukar.

Dalam pertemuan diruang Banmus itu H Salehudin selaku Ketua Komisi III yang mamimpinnya, nampak hadir mendampingi sejumlah anggota dewan seperti Ahmad Yani, Abdul Rasyid, Hamdiah, Supriyadi, Suyono, Abdul Khadir, Isnaini, tak ketinggalan sejumlah pejabat hadir dalam pertemuan itu diantanya Bahteramsyah Asisten II, Kadis Cipta Karya, Kadisperindagkop, Kabid Pasar.

Suatno Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tangga Arung Tenggarong mengemukakan, bahwa selama pasar Tangga Arung dipindah ke Pasar Mangkurawang kondisi pendapatan pedagang sangat menurun dratis, selain itu pedagang juga banyak tak mendapatkan petak.

Sementara Kadis Cipta Karya H Basri Hasan dalam kesempatan itu mengatakan, untuk bisa menampung agar pedagang segera mendapatkan petak dagangan, maka jalan terbaik adalah pemerintah segera membangunkan pasar lagi.

"Kalau 2017 bisa dianggarkan maka proses pembangunan akan lebih cepat," kata Basri.

Dari Disperindagkop Kukar Tego Yuwono Kabid Pasar mengatakan kalau kondisi petak pasar Mangkurawang berjumlah sekitar 722 petak, dengan perincian untuk petak dipasar Mangkurawang 1 sebanyak 381 dan pasar Mangkurawang II sebanyak 335.

"Jumlah pedagang yang sesuai data kami, yang belum mendapatkan petak adalah 868, yang berada di pasar eks kebakaran dan pasar jonggon Tenggarong," kata Tego melalui tim verifikasi Piter saat pertemuan kemarin.

H Salehudin dalam kesempatan itu menyatakan bahwa pokok permasalahannya adalah pedagang banyak belum mendapatkan petak, dan hasil jual barang dagangan pedagang di pasar Mangkurawang sangatlah sepi. Oleh karenanya untuk mencarikan jalan keluarnya, pemerintah segera membangun kembali pasar untuk menampung para pedagang yang belum mendapatkan petak.

"Untuk mengakomodir tuntutan para pedagang, kita akan adakan pertemuan lagi pada 27 April mendatang, saya minta perwakilan pedagang dan mahasiswa untuk ikut andil didalam nantinya," katanya.

Pernyataan itu kontan disambut oleh perwakilan pedagang. Pedagang meminta setelah pertemuan di Banmus, dilakukan rapat intern dengan perwakilan pedagang , DPRD dan Pemerintah. Namun dalam pertemuan itu, ternyata belum ada hasilnya, sebab pedagang tetap berharap agar pedagang Mangkurawang dipindah kembali ke Pasar Tangga Arung, sementara DPRD Kukar menawarkan pedagang pindah sementara ke Pasar Tangga Arung, sambil menunggu pemerintah membangunkan pasar baru lagi.

"Pertemuan belum ada titik temunya, dan akan dilakukan pertemuan lagi pada Rabu 27 April nanti," kata Fatahudin, dari LK KPK organisasi masyarakat yang mendampingi para pedagang. (boy)

Pasang Iklan
Top