• Sabtu, 27 Juli 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara





TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Kartanegara (Kukar), bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, melakukan ekspose kajian tentang potensi Kecamatan Kembang Janggut sebagai lokasi pembangunan pabrik Minyak Makan Merah (M3).

Acara Expose Laporan Akhir Kajian Pengolahan Minyak Makan Merah Terintegrasian Turunannya Berbahan Baku Sawit di Kabupaten Kukar, berlangsung di Ruang Rapat Gedung B Disperindag Kukar Jum'at (8/12/23).

Turut hadir Kepala Disperindag Kukar Arfan Boma Pratama, Sekretaris Disperindag Syaid Fathullah, Kabid Perindustrian Arbain, dari LPPM fakultas pertanian Unmul, beberapa OPD terkait di Kukar.

Kepala Disperindag Kukar, Arfan Boma Pratama, mengungkapkan hasil kajian dari LPPM Unmul yang memetakan data potensi komoditas kelapa sawit untuk produksi minyak makan merah. Dari hasil pemaparan, ada tiga klaster wilayah yang memiliki potensi produksi, yaitu Kembang Janggut, Kahala, Kenohan, Sebulu, Muara Kaman, dan Kota Bangun.

"Dan potensi ini layak untuk dijalankan karena memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengurangi beban dalam menjual hasil sawitnya, serta mendukung program pemkab kukar dalam menekan angka stunting. Selain itu, pihaknya menegaskan bahwa pembangunan pabrik ini dapat mengatasi diskriminasi dan kelangkaan minyak goreng di daerah." ujarnya.

Sementara Suwandari Paramita dari LPPM Fakultas Pertanian Unmul mengatakan dalam kajian ini ada lima poin yakni terkait analisis swot sendiri apakah layak dibangun di Kukar, penentuan lokasinya dimana, perijinannya apa saja, pabriknya akan seperti apa, dan yang mengolah siapa saja.

"Dari hasil kajian kami bahwa Kukar layak untuk dibangun pabrik minyak makan merah." ucapnya.

Ada tiga lokasi rekomendasi wilayah pertama adalah Kecamatan Kembang Janggut, Kenohan dan Tabang. Wilayah kedua ada di Sebulu, Muara Kaman, dan yang ketiga ada di Kota Bangun, Muara Muntai, dan Muara Wis. Jadi dari tiga wilayah tersebut bisa dipilih mana yang tepat

"Untuk wilayah yang berpotensi,kalau kita hanya berbasis pada jumlah produksi kelapa sawit di Kembang Janggut karena produksinya paling tinggi sampai 100.000 ton per tahun. Sementara untuk daerah sebulu muara kaman kemudian kota bangun dan sekitarnya hanya sampai 30-40 ribu ton per tahun." jelasnya.

Ia menambahkan untuk pembangunan pabrik, luas lahan yang diperlukan tidak terlalu besar karena berencana dibangun dengan skala kecil, sekitar 5 ton per jam. Bahan bakunya akan dipasok dari kebun rakyat di sekitar pabrik.

"Rencananya, anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik ini mencapai sekitar Rp 35 miliar dan diharapkan bisa direalisasikan pada tahun 2024." tutupnya. (dri)

Pasang Iklan
Top