• Senin, 29 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara





SAMARINDA (KutaiRaya.com) - Saat melaju di tikungan, salah satu yang perlu dilakukan oleh pengendara motor adalah melakukan perlambatan kecepatan. Selain untuk menghindari kemungkinan keluar lajur dan menabrak kendaraan dari arah berlawanan, ini dilakukan agar motor tidak tergelincir.

Namun, masih ada pengendara motor yang abai terhadap hal ini dan tidak memperhatikan keamanan saat melaju di area tikungan. Padahal, ini dapat menyebabkan kecelakaan yang merugikan diri sendiri ataupun pengguna jalan yang lain. Agar tetap aman berkendara melalui tikungan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Fajrin Nur Huda selaku Safety Riding Instructor Astra Motor Kaltim 2 menjelaskan, saat melewati tikungan, pengendara motor sering kurang antisipasi.

"Itu sebenarnya masalah kurang siapnya pengendara, jadi ketika jalan itu sudah mulai masuk tikungan sebaiknya mengurangi kecepatan untuk antisipasi. Kemudian, untuk menghindari kemungkinan motor keluar dari lajurnya atau masuk ke lajur kendaraan lawan arah, Fajrin menyarankan pengendara motor untuk ambil jalur menikung di bagian dalam lajur," ungkapnya.

"Pada saat memasuki tikungan, usahakan ambil jalur menikung di bagian dalam jangan yang luar. Karena kalau misal kendaraaan terlalu tegak dan posisinya di bagian luar jalan, maka yang terjadi pengendara akan keluar jalur," ucap Fajrin.

Disarankan Untuk melakukan teknik Lean With the Bike saat menikung di jalan umum, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dan dilakukan oleh pengendara, diantaranya :

1. Turunkan kecepatan
Sebelum memasuki tikungan, turunkan kecepatan dengan mengurangi bukaan gas dan lakukan pengereman menggunakan rem depan dan belakang secara bersamaan. Teknik Lean With the Bike bisa dilakukan dalam kecepatan yang tidak terlalu tinggi atau terlalu lambat.

Jika teknik ini digunakan dalam kecepatan tinggi, bisa membuat motor keluar dari jalurnya sehingga berpotensi menabrak kendaraan lain dari dari arah berlawanan. Sementara jika diaplikasikan dalam kecepatan terlalu rendah berpotensi membuat motor rubuh atau terjatuh saat motor pada posisi miring.

2. Melihat arah yang dituju
Salah satu kunci penting saat menikung dengan teknik apa pun adalah arah pandangan mata. Karena pandangan adalah pusat keseimbangan sekaligus secara otomatis akan memengaruhi arah laju sepeda motor.

Karena itu, arahkan pandangan ke arah yang dituju. Selain untuk menjaga sepeda motor tetap berada di jalurnya, pengendara bisa melihat dan mengantisipasi potensi bahaya yang ada di depan.

3. Kontrol kecepatan
Saat motor pada posisi miring, jangan mengubah kecepatan secara ekstrim karena berpotensi menggangu keseimbangan.

4. Kontrol tekanan rem belakang
Bila ingin mengurangi kecepatan ketika di tikungan, kontrol daya tekanan pada tuas rem sehingga tidak terjadi perlambatan ekstrim. Disarankan untuk menggunakan rem belakang untuk mencegah terganggunya daya cengkram roda depan yang berpotensi menggangu keseimbangan sepeda motor.

5. Tambah kecepatan
Saat akan keluar tikungan, tingkatkan kecepatan dengan membuka bukaan gas secara perlahan untuk mendorong motor kembali ke posisi tegak.

Selain 5 poin di atas, pengendara juga perlu melihat beberapa hal lain sebelum menikung seperti kondisi ban, kondisi jalan (berpasir, tanah, basah, dll), sistem pengereman, kualitas jalan (aspal, beton), kondisi lingkungan (dataran rendah, dataran tinggi).

Kemudian Fajrin menjelaskan, saat menikung, ada gaya sentrifugal di mana lingkaran belok motor akan semakin kecil jika motor semakin miring. Apabila motor terlalu tegak dalam kecepatan tinggi, maka lingkaran beloknya akan semakin besar. Fajrin melanjutkan, ini juga membuat pengendara motor jadi lebih rawan keluar dari lajurnya, atau masuk ke dalam lajur untuk kendaraan berlawanan arah. Maka untuk mengantisipasi bahaya, yang terpenting adalah pengendara motor perlu mengurangi kecepatan.

"Itu biasanya dari trek lurus kemudian ada tikungan yang menurut perkiraan si pengendara tikungan tersebut tidak akan tajam, sehingga kecepatan dia tetap tinggi. Padahal ketika kita berkendara kita harus bisa prediksi mengenai bahaya yang akan terjadi," tutup Fajrin. (One)

Pasang Iklan
Top