• Sabtu, 27 Juli 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Kerajinan Tenun Ulap Doyo.

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Usaha kerajinan tenun ulap doyo sudah sangat
populer di Kutai Kartanegara salah satunya, Pokant Takaq yang beralamat di Jalan Mangkuraja 6 Loa Ipuh Tenggarong, berdirikan sejak tahun 2009 oleh Rojiki bersama istrinya.

"Kerajinan tenun ulap doyo ini sudah turun temurun suku Dayak Benuaq dari keluarga istri saya, yang sekarang sudah masuk generasi ke empat. Karena kerajinan ini turunan dari nenek moyang sehingga alat untuk menenunnya tradisional." kata Rojiki kepada media ini,dikediamannya, Kamis (20/10/2121).

Ada beberapa macam kerajinan yang ada di Pokant Takaq khas dari suku Dayak Benuaq yaitu pakaian budaya ada tenun ulap doyo, sulamtumpar, tenun badong tencep.

Proses pembuatan tenun ulap doyo ini memerlukan waktu 2 hari sampai 2 minggu tergantung kesulitannya. Untuk hasil karyanya Rojiki menjual dengan harga kain tenun ulap doyo Rp 250.000 sampai Rp 1.500.000 tergantung motifnya dan dari tingkat kerumitan.

Sebelum pandemi Covid-19, kerajinan tenun ulap doyo banyak diburu pembeli ada juga event-event diberbagai daerah dalam satu bulan bisa menghasilkan omset hingga Rp 50 juta sampai 100 jutaan, dan pada tahun ini omset menurun tidak seperti tahun sebelum pandemi.

"Untuk pemasaran sendiri saya melalui online maupun offline, kebanyakan pembeli memesan lewat WhatsApp 081346371098 Pemesanan sudah banyak dari daerah Kalimantan Timur ada juga dari luar negeri, kemarin ada dari Prancis yang mau pesan tatakan piring tetapi belum deal." ujarnya.

Bahan utama Tenun Ulap Doyo berasal dari serat tanaman doyo sedangkan tenun badong tencep dari bahan benang tekstil bttahan didapat dari Kutai Barat, Lebak mantan.

Proses pembuatan tenun ulap doyo saat ini terkendala bahan baku yaitu tanaman doyo, dimana lahan tanaman doyo harus berhadapan dengan lahan sawit dan batubara yang secara langsung dapat mengerus lahan yang menjadi habitat asli tanaman doyo itu sendiri. Karena hidupnya tanaman itu dialam liar, sehingga kalau digusur oleh perusahaan maka habis tanaman doyonya.

Rojiki berharap ada bantuan dari pemerintah daerah untuk membantu penanaman tmaupun pengembangan tanaman doyo ini. Dulu pernah ada bantuan dari salah satu perusahaan di Loa Pari untuk penanaman doyo tapi tidak ada kejelasan.

"Harapannya kedepan pandemi ini segera berakhir dan mau saya cepat pengunjung di Kukar terbuka kembali seperti dulu."tutup Rojiki. (*dri/adv)

Pasang Iklan
Top