• Sabtu, 27 Juli 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara





TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Kesatuan Bangsa dan Politik menggelar silaturahmi bersama para tokoh agama dalam rangka Pengawasan Partisipatif Pemilu Serentak tahun 2024. Acara tersebut berlangsung di aula Bappeda Kukar Kamis (7/12/23).

Turut hadir Asisten I Setkab Kukar Akhmad Taufik Hidayat, Kepala Badan Kesbangpol Rinda Desianti, Ketua KPU Purnomo, dan Ketua Bawaslu Kukar Teguh Wibowo.

Kepala Badan Kesbangpol Kukar Rinda Desinati mengatakan bahwa kegiatan silaturahmi bersama tokoh agama ini bertujuan selain mempererat tali silaturahmi antar umat beragama juga untuk mensosialisasikan terkait pengawasan pemilu serentak 2024.

"Karena tokoh agama menjadi peran dan pengaruh bagi masyarakat, untuk itu kami jadikan mereka manjadi garda terdepan dalam melakukan pengawasan agar pemilu berjalan dengan lancar, aman dan damai," ungkapnya.


Sementara Asisten I Kukar Akhmad Taufik Hidayat mengatakan bahwa dalam mengantisipasi kerawanan pemilu, yang jelas secara kelembagaan pemerintah daerah harus melakukan upaya antisipasi, salah satunya meminta bantuan terkait dengan partisipasi masyarakat. Dan partisipasi masyarakat yang paling berpengaruh adalah tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama.

"Untuk itu kita berharap bagaimana kegiatan pemilu mendatang bisa lebih berjalan aman dan damai. Karena dengan adanya keterlibatan tokoh masyarakat memberikan pencerahan kepada masyarakat kalaupun ada perbedaan tapi tetap satu kesatuan," ucap Taufik.

Harapannya untuk masyarakat tentunya harus menyambut dengan gembira jangan dengan bermusuhan dan patuhilah segala peraturan serta ketentuan. Agar kegiatan pemilu berjalan aman, lancar dan damai.

Ia menegaskan bahwa perbedaan pilihan itu hal yang biasa dan wajar terjadi, jangankan di tengah-tengah masyarakat luas, dalam lingkup keluarga yang kecil saja, perbedaan itu seringkali terjadi.

"Untuk itu jangan sampai perbedaan itu membuat kita saling bermusuhan, saling berselisih, saling berpecah-belah, dan saling tercerai-berai. Justru sebaliknya, jadikan perbedaan itu sebagai sarana untuk semakin menguatkan semangat persatuan dan kesatuan diantara kita, semangat kekeluargaan dan persaudaraan, serta semangat kegotongroyongan," tutupnya. (dri)

Pasang Iklan
Top