• Sabtu, 27 Juli 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Ahmad Zulfiansyah

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Ahmad Zulfiansyah, anggota DPRD Kutai Kartanegara (Kukar), turut hadir dalam acara Ekspresi Idaman Budaya Tradisional yang diselenggarakan oleh Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar di Taman Titik Nol Ing Martadipura Tenggarong pada Jum'at (1/12/23) malam.

Zulfiansyah menyampaikan kebanggaannya terhadap kegiatan ini, menyebutnya sebagai evaluasi penting. Dia berharap agar kebudayaan, yang saat ini berada di bawah Dinas Pendidikan, dapat terus berkembang, namun jika tidak, dia berharao untuk dipisahkan bidang kebudayaan dari dinas tersebut.

"Kami sangat menggaungkan pemisahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Karena Kutai memiliki warisan budaya yang kaya, termasuk taman titik nol yang merupakan situs budaya. Acara ini dari bidang kebudayaan untuk mengapresiasi budaya anak-anak dan memungkinkan mereka mengeksplorasi budaya lokal," ungkapnya.

Zulfiansyah juga menyampaikan harapannya agar kegiatan semacam ini tidak hanya berlangsung malam ini, tapi juga terus dilanjutkan secara berkala dan bertahap.

"Kukar merupakan barometer budaya Kaltim, namun ironisnya, induknya sendiri belum sepenuhnya mengembangkan budaya," katanya.

Dia menyebutkan bahwa budaya memiliki banyak aspek, seperti seni, tari, cerita, dan dongeng. Dia berharap agar ke depan ada pementasan cerita dongeng seperti Sayus, yang dapat ditampilkan dalam acara semacam ini karena mendengarkan dongeng memiliki dampak luar biasa pada anak-anak.

"Melalui pendidikan, kami ingin mengembalikan budaya kita sebagai raja tertua yang kaya akan warisan budaya," ungkapnya.

Zulfiansyah menegaskan bahwa kegiatan ini baru permulaan, di mana saat ini hanya melibatkan sekolah-sekolah dan komunitas tertentu. Namun, harapannya adalah untuk berkembang lebih luas dan maju ke depannya.

"Dorongan ini tidak hanya untuk Tenggarong tetapi juga untuk melibatkan 20 kecamatan lainnya. Karena setiap kecamatan memiliki budaya, bahasa, dan adat istiadat yang berbeda. Harapannya adalah untuk mengembangkan seni budaya khas dari masing-masing kecamatan," tutupnya. (adv/dri)

Pasang Iklan
Top