• Sabtu, 27 Juli 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Foto bersama disela sela acara Lounching Proyek Perubahan Sentra Industri Kecil dan Menengah

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Kartanegara (Kukar) Launching Proyek Perubahan Pembangunan Sentra Industri Kecil dan Menegah Rumput Laut "Mantra Tricilnengah Larut”, yang berlangsung di Pantai Jodoh Desa Muara Badak Ulu Kecanatan Muara Badak Sabtu (30/9/23).

Proyek perubahan tersebut dilaunching oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesra Kukar Didik Ramyadi, turut hadir Kepala Disoerindag Arfan Boma Pratama, Camat Muara Badak Arfan, dan undangan lannya.

Adapun Proper yang dibuat sebagai laporan implementasi aksi perubahan dalam rangka mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional II Angkatan XII Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah Tahun 2023.

"Kami menyambut baik dan mengapresiasi laporan implementasi proyek perubahan yang telah dibuat oleh Kepala Disperindag, karena jika kemudian apa yang digagas dalam laporan ini bisa terimplementasikan dengan baik, maka target RPJMD Kukar 2021-2026, untuk menyiapkan hilirasasi bagi petani rumput laut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan." ungkap Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesra Kukar Didik Ramyadi.

Sementara Kepala Disperindag Kukar Arfan Boma Pratama mengatakan bahwa Kukar berpotensi besar dalam upaya peningkatan nilai tambah komoditas rumput laut melalui hilirisasi industri. Karena ketersediaannya masih cukup besar dan mampu menggerakkan sektor ekonomi di wilayah pesisir.

Ia mengungkapkan Kecamatan Muara Badak, sebagai salah satu daerah yang menjadi penghasil rumput laut, dengan budidaya gracilaria dilakukan di tambak serta air payau. Ketersediaan bahan baku rumput laut di Kecamatan Muara Badak, mencapai 10.626,10 ton. Kecamatan Muara Badak didorong menjadi pusat manufaktur.

Namun salah satu kendala selama ini adalah hasil mereka saat ini tidak tertampung dan tidak ada hilirisasi pengolahannya sementara pemerintah saat ini tidak membolehkan lagi untuk ekspor rumput laut.

"Kenapa gagasan ini saya angkat menjadi Proper, supaya pembangunan pabrik rumput laut ini terkawal betul. Jangan sampai seperti tahun 2022 lalu kita sempat gagal lelang, tapi faktor utamanya adalah kurangnya keseragaman antar lintas OPD sehingga lelang gagal." jelasnya.

Arfan Boma berharap bahwa laporan implementasi aksi perubahan ini nanti dapat menjadi jawaban bahkan solusi yang efektif dan efisien yang akan menyelesaikan permasalahan ketidak terpaduan pembangunan pada beberapa sektor.

Mantan Camat Muara Badak tersebut menambahkan bahwa dengan hilirisasi industri rumput laut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir terutama bagi nelayan budidaya dan petani rumput laut.

"Bahkan industri berbasis agro ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarkat, dan dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian Kutai Kartanegara." tutupnya. (*dri/adv)

Pasang Iklan
Top