• Sabtu, 27 Juli 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Muhammad Taufik

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Memasuki musim kemarau 2023 yang diprediksikan lebih kering dibandingkan 3 tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di samudra.

Adanya fenomena ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional karena adanya ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan. Dan puncak kemarau kering 2023 diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021, dan 2022.

Sepanjang musim kemarau ini, sektor pertanian akan dapat terdampak, terutama lahan pertanian tadah hujan yang masih menggunakan sistem pertanian tradisional.

Untuk mengurangi dampak tersebut, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar terus berupaya mengatasi dampak kekeringan lahan pertanian akibat kemarau. Ada beberapa lokasi yang dilanda musim kemarau khususnya untuk tanaman hortikultura dan padi sawah.

"Dalam waktu dekat ini kita akan monitor terus dan minta data di daerah-daerah. Kemudian dengan cara mengikuti program asuransi usaha petani, ketika nanti terjadi gagal panen bisa diupayakan untuk mendapatkan asuransi usah taninya,"ujar Kepala Distanak Kukar Muhammad Taufik Senin (7/8/23).

Sambungnya, kedepan Distanak juga akan di coba disosialisasikan terkait asuransi usaha tani ini dan mudah-mudahan bisa dialokasikan di anggaran daerah untuk premi asuransi.

Karena manfaat dari asuransi ini cukup besar terutama untuk petani-petani kecil. Preminya tidak terlalu besar tetapi ketika mereka gagal panen, minimal memberikan hasil produksi. Asuransi ini salah satu upaya pemerintah untuk membantu petani. Karena ini program nasional bekerjasama dengan perusahaan asuransi.

"Namun untuk daerah-daerah ini masih dijajaki karena cover untuk program nasional ini juga terbatas." jelasnya

Ia mengungkapkan bahwa kemarau baru tahun ini terjadi kekeringan, beberapa waktu lalu ada pertemuan pak Bupati dengan petani di Jembayan juga disampaikan terkait program asuransi ini.

"Kemudian kita juga mendorong supaya petani-petani secara perorangan maupun kelompok untuk menyiapkan kolam-kolam kecil penampung air hujan. Meskipun volumenya kecil dan tidak bertahan lama tapi bermanfaat untuk mengairi terutama sayur-sayuran." ungkapnya.

Ia menambhakan dengan adanya kemarau ini akan berpotensi gagal panen dan otomatis akan terjadi kelangkaan bahan pangan dan inflasi.

"Namun pemerintah daerah telah mengatasi hal tersebut dan mudah-mudahan kemarau ini tidak berlangsung lama. Sehingga tidak berdampak kepada hasil pertanian khususnya petani di Kukar." tutupnya. (*dri)

Pasang Iklan
Top