• Minggu, 28 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



(Bambang Irawan)

KUKAR (KutaiRaya.com)- Tensi politik menjelang Pemilu yang akan dihelat pada Rabu, 14 Februari 2024 mendatang, mulai menghangat. Sejumlah Partai Politik (Parpol) mulai memanaskan mesin-mesin politiknya. Mereka juga gencar mempromosikan ‘jago’ yang akan diusung dan didukung baik dalam pemilihan legislatif maupun Capres 2024.

Bahkan beberapa Parpol mulai melakukan pendekatan untuk saling berkoalisi serta mulai menakar dan mengukur calon potensial yang layak diusung sebagai Capres.
Riuh rendah Pemilu yang baru akan dilaksanakan 2024 dirasakan sangat wajar karena ajang pesta demokrasi terbesar di Indonesia ini dilaksanakan dalam tensi politik yang tinggi dan panas,

PERAN MEDIA MASSA
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Media Massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.

Media massa tentunya memiliki peran penting dalam hiruk pikuk Pemilu 2024 ini. Media Massa : Koran, Televisi, Radio dan Internet memiliki kekuatan yang besar untuk mempengaruhi opini publik. Tak jarang persoalan sepele apabila di blow up habis-habisan oleh media massa tentunya akan menjadi persoalan besar. Tak salah ada ungkapan yang mengatakan Media massa itu seperti kaca pembesar, dia bisa menyorot masalah kecil menjadi besar, tapi apabila terlalu lama menyorot dia akan membakar.

Banyak tuntutan yang menyuarakan agar media massa harus netral karena saat ini banyak pengelola media massa yang tak lagi menjalankan peran dan fungsinya secara objektif.

Suka atau tidak suka memang harus diakui banyak pemilik media yang berafiliasi dengan partai politik, bahkan ada yang menjadi ketua Partpol. Hal ini tentunya menjadi satu kemunduran dalam berdemokrasi, mengingat media massa merupakan salah satu pilar demikrasi yang harus nentra dan independen.

BISAKAH MEDIA MASSA NETRAL
Netralitas adalah ketidakberpihakan kepada satu pendapat, sehingga media massa harus berimbang dalam menyampaikan pemberitaan. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan bisakah media masa menjadi netral, mengingat sebagian jaringan media massa dikuasai oleh pemilik modal yang juga ternyata berafiliasi dengan parpol tertentu. Lihat saja Metro TV milik Surya Paloh yang juga ketua Nasdem, MNC Grup yang dimiliki Hari Tanoesoedibjo yang juga ketua Partai Perindo.

Bahkan, pemilik media massa ini secara terang-terangan memberikan dukungan pada salah satu Capres pada Pemilu 17 April 2019 lalu. Sehingga seorang sastrawan sekaligus jurnalis senior Goenawan Mohamad pernah mengatakan media dalam pemberitaaannya tidak harus netral. Hal terpenting adalah pemberitan media itu tidak untuk memfitnah.

Media sekelas CNN, Reuter, Aljazeera ataupun Russia Today pun sulit untuk bersikap netral saat mereka memberitakan perang Ukraina yang didukung barat melawan Rusia. CNN yang merupakan saluran televise di AS tentu lebih berpihak kepada barat, begitu pula sebaliknya Rusia Today, pemberitaannya akan lebih condong kepada pemerintah Rusia sendiri.

Media massa memasng tak harus nentral, dan tentu tidak akan bisa netral, karena ada kepentingan dibaliknya terutama dari pemilik modal. Terpenting media massa adalah independen. Netral berbeda dengan indenpenden.

Media massa berhak menentukan sudut berita /angle sendiri dalam menyampaikan, menganalisa berita yang akan disajikan kepada masyarakat. Inilah yang disebut sebagai bagian dari independen media. Misalnya Metro TV dan MNC Grup begitu getol pasti akan memberikan porsi yang lebih besar besar partai Nasdem dan Perindo.

Dalam dunia jurnalistik dan media massa tidak dikenal istilah ‘Netralitas’ yang ada adalah independen. Maka jurnalistik itu tidak ada yang netral. Media selalu berpihak pada pemilik modal.

Sulit bagi media massa untuk memuaskan semua pihak, terutama yang berkaitan dengan kepentingan masing-masing. Namun satu hal yang dapat dituntut dari jurnalis adalah disipilin verifikasi (objektivitas). Ini adalah kata kunci dari netralitas . (Penulis adalah Redaktur di media online) (One)

Pasang Iklan
Top