M Fadli
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Mengembangkan jagung di Kutai Kartanegara (Kukar) dari segi hasilnya sangat menjanjikan, apalagi sektor pertanian dalam arti luas kedepan akan menjadi salah satu andalan Pemerintah Kabupaten Kukar, untuk mendorong percepatan pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu Program pertanian yang terus dikembangkan pemerintah Kabupaten Kukar yakni Revolusi Jagung. Revolusi jagung merupakan program yang memang menjadi bagian penting sebagai salah satu program prioritas dari pemkab Kukar termasuk dari RPJMD sebelumnya kemudian dilanjutkan dengan RPJMD saat ini yang ditargetkan sekitar 30 ribu hektar untuk ditanami jagung.
Menurut Dosen Fakultas Pertanian Unikarta Mohamad Fadli , sebenarnya kalau melihat dari konsep revolusi jagung sangat bagus, karena diharapkan nanti adanya pemanfaatan lahan-lahan yang selama ini mungkin sebagian besar lahan tidur untuk bisa dimanfaatkan sehingga menjadi produktif.
"Dan ketika kita bisa meningkatkan produktivitas lahan, otomatis akan menghasilkan pendapatan petani. Kemudian kaitan dengan penanggulangan kemiskinan, jadi diharpakan nanti lahan-lahan tidur tadi bisa dimanfaatkan termasuk dengan melibatkan masyarakat yang memang masuk dalam kategori miskin atau rumah tangga miskin." kata Fadli kepada KutaiRaya.com Selasa (7/6/2022) lalu.
"Harapannya sekaligus sebagai bagian dari upaya pemkab dalam penanggulangan kemiskinan daerah. Jadi revolusi jagung itu Kukar harapannya bisa swasembada dan bisa sebagai sumber untuk industri termasuk pakan ternak." jelasnya.
Lanjutnya, adi Pemkab itu menurut Fadli sudah melakukan upaya-upaya dalam rangka mendorong percepatan revolusi jagung, termasuk mengundang investor dari luar.
Dia menyebut informasi terakhir ada beberapa produsen benih yang sudah masuk ke wilayah Kukar, salah satunya investor PT MUM (Megah Utama Mentari) dari Malaysia yang sudah mendapatkan ijin pengembangan jagung dan industrinya (pabriknya) itu di wilayah Kota Bangun dan Muara Uwis dengan luas lahan kurang lebih sekitar 5 ribu hektar.
"Jadi harapannya kalau sudah ada perusahaan besar masuk, ada jaminan pasar termasuk pengolahannya dalam skala industri yang besar." pungkasnya. (*dri)