• Senin, 29 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Rahmadi saat berada di kebun Jambu Kristal miliknya.

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Belum banyak Agrowisata di Kutai Kartanegara yang menerapkan tanaman secara organik, Agrowisata Mandalika yang berada Usaha Tani Kelurahan Mangkurawang Tenggarong, sudah menerapkan tanam buah secara organik.

Pemilik Agrowisata Mandalika Ustadz Rahmadi Witantanus mulai merintis Agrowisata mulai dari nol, bukanya mulai tahun 2020 lalu, dengan luas lahan kurang lebih 2 hektar dan baru 1 hektar yang diolah. Dari awal menanam 65 bibit jambu kristal dan sekarang sudah 150 pohon yang ditanam.

"Jadi sekarang kita sudah bisa membibitkan sendiri dengan sistem cangkok, setelah bibit jambu kristal sudah siap ditanam, banyak kawan-kawan dan pengecer bibit datang kemari untuk membeli dengan harga Rp. 35.000 per polibag," katanya Rahmadi kepada media ini Rabu (20/10/2021).

Awalnya sebelumnya jadinya Agrowisata, dulunya lahan tersebut adalah lahan tidur yang tidak digarap oleh pemiliknya, dulu mau ternak kambing full, tapi melihat potensi di Kukar untuk wisata itu lumayan digemari masyarakat.

"Makanya saya cari wisata buah yang full seperti itu jadi saya coba peluang itu," kata Rahmadi yang merupakan pendiri Ponpes Tahfizh YRA AL Hurro Center Kutai Kartanegara ini.

Menurut Rahmadi, sebenarnya ada banyak macam buah yang akan di kembangkan, ada durian, alpukat, jambu air jenis citra, kelapa hibrida, pepaya kalifornia dan macam-macam buah lainnya, tapi saat ini baru jambu kristal yang produksi buahnya. Selain buah ada juga kolam pemancingan

"Yang paling dikembangkan saat ini yakni buah jambu kristal karena cepat berbuah dan tidak mengenal musim,"ujarnya.

Proses penanaman buah jambu ini tidak memakan waktu lama hanya dalam waktu 7 bulan sudah berbuah karena buah yang ditanam dari bibit unggul.

Keunggulan dari Agrowisata ini adalah semua buah-buahan yang ditanam secara organik, pemupupukan pun organik tidak menggunakan bahan kimia, Rahmadi padukan dengan ternak kambing dan hasil kotorannya sebagai pupuk.

Agrowisata ini buka setiap Sabtu dan Minggu saja dari jam 08.00 sampai 17.00 Wita sore. Untuk menikmati suasana bisa datang dan untuk menikmati buah saat ini belum banyak karena belum panen raya.

"Yang ingin menginap atau mau berkemah sudah di sediakan tempat menginap. Agrowisata Mandalika ini konsepnya yang penting masyarakat senang dan happy," terangnya.

Untuk mempromosikan Agrowisata ini, oleh Rahmadi di share lewat Facebook Agrowisata Mandalika Wiragrup, konsep agrowisata ini kedepannya bagi siapa yang mau membeli dan makan buah jambu dengan sensasi memetik dari pohonnya langsung bisa datang ke Agrowisata Mandalika.

Sementara ini pengunjung yang datang tidak dikenakan tiket masuk karena fasilitas belum lengkap seperti gazebo dan toiletnya, di Agrowisata Mandalika pengunjung bisa makan jambu di tempat dan kalau mau dibawa pulang buah jambu kristal dijual per satu kilogram Rp. 25.000,-.

"Khusus bagi anak santri yang hafal Al-Qur'an akan gratis makan jambu dan bisa dibawa pulang buahnya," jelasnya.

Pada saat panen perdana banyak pengunjung yang datang, ada 100 pengunjung lebih dalam satu minggunya, pengunjung yang datang dari sekitar Tenggarong, Samarinda, dan Balikpapan.

Menurut Rahmadi, selama ini belum ada perhatian dari pemerintah dan belum mengusulkan apa-apa, karena dirinya ingin buktikan dulu hasilnya kepada pemerintah daerah Kukar sebelum meminta bantuan maupun kerjasama.

"Motivasi saya membuka Agrowisata adalah membangkitkan lahan-lahan tidur yang ada di Kukar, sehingga bisa menggugah masyarakat untuk sama-sama mengunakan Agrowisata Mandalika ini sebagai tempat wisata, peternakan maupun pertanian," katanya.

"Harapan kedepannya sumua buah yang dibutuhkan masyarakat saya datangkan kesini, dengan konsep memadukan Ponpes yang bernuansa Al-Qur'an dan pengunjung bisa melihat langsung anak-anak yang mengaji di Agrowisata Mandalika," tutupnya. (*dri/adv)

Pasang Iklan
Top