• Sabtu, 20 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Desa Perangat Baru Kecamatan Marangkayu terus kembangkan potensi koli luwak


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Desa Perangat Baru, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memiliki di sektor perkebunan yakni Kopi Luwak. Mengingat potensi ekonominya yang sangat menjanjikan dan pemasarannya sudah ada.

Pengembangan kopi luwak ini menjadi alternatif sumber pendapatan bari bagi petani, khsusnya saat musim hujan di mana produksi karet menurun, namun justru produksi kopi meningkat

Kepala Desa Perangat Baru Fitriati mengatakan untuk pengembangan kopi di Perangat Baru kurang lebih itu 60 hektar, sekarang yang sudah tertanam kurang lebih 25 hektar dari teman-teman kelompok tani. Dan yang sudah maksimal produksinya kurang lebih 2 hektar.

Ia menuturkan kopi ini terus dikembangkan ada yang berumur 6 bulan, ada yang 1 tahun lebih, dan 2 tahun. Saat ini sudah produksi kopinya, kopi luwak dari Desa Perangat Baru sudah nyampai ke pak mentri, bahkan sudah sampai ke Australia berkat bantuan dari PT MSC.

"Kalau untuk pasarnya siap, produksinya aja yang belum memadai untuk kopi ini. Karena varietas kita langka karena beda dengan yang lain karena ini liberika dan cuma ada tiga titik di indonesia Jambi, Jember dan Kaltim Desa Perangat Baru," kata Fitriati, saat dikonfirmasi KutaiRaya.com Rabu (12/4/23).

Ia menyebut kopi ini dipasarkan sesuai permintaan konsumen, kalau minta yang siap seduh atau dalam bentuk biji yang sudah di roasting, tapi rata-rata mintanya dalam bentuk biji. Sedangkan untuk varian kopinya itu ada varian kopi luwak, red honey, natural, full wash.

"Untuk harga varian kopi natural, red honey dan full wash itu sudah dibandrol per kg Rp 750.000. Harganya sesuai dengan kualitasnya karena sudah difermentasi sampai kadar kafein mencapai 0,2, jadi walaupun orang penderita asam lambung tidak ngaruh beda sama kopi biasa." jelasnya.

Fitriati mengungkapkan dalam pengembangan kopi ini sudah mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kukar melalui Dinas Perkebunan. Bantuan tersebut berupa lantai jemur, rumah produksi, jalan perkebunan, dan embung. Ada juga dari pihak ketiga yakni dari PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), PT MSC, PT AKG, PT MPK.

Selain bantuan infrastruktur dan rumah produksi, Fitriati menyebut ada bantuan hewan luwak sebanyak 10 ekor, yang merupakan program dari bapak Bupati, dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar.

"Kopi luwak sekarang potensi ekonominya sangat menjanjikan. Bahkan saya sudah tawarkan ke Pantai Pandawa Desa Putuk di Bali kopi luwak dari Perangat Baru di bandrol 1 kg Rp 5 juta dan nantinya Bali siap mengambil untuk hasil produknya, nanti mau buat MoU." ujarnya.

Kemudian ada juga dari Ketua Asosiasi Hotel itu siap mengambil hasil produksi kopi luwak Perangat Baru untuk Hotel Mercure, IBIS, Aston, Diamon namun belum bisa memenuhi pemasarannya karena masih keterbatasan produksi.

Dikatakan Fitriati, untuk selanjutnya pengembangan kopi ini, setelah produksinya maksimal nanti akan dikelola Bumdes. Jadi Bumdes yang kelola semua termasuk nanti dibuat Desa Wisata Kampung Luwak Desa Perangat Baru.

"Harapan saya kedepan warga Perangat Baru sejahtera dan umumnya masyarakat di Kabupaten Kukar, dengan potensi ekonomi dari kopi luwak. Kemudian harapan kami karena disini 90 % mayoritas petani karet, dengan adanya kopi ini bisa membantu mendongkrak perekonomian petani." tutup Fitriati (*dri/adv)

Pasang Iklan
Top