• Sabtu, 20 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara





TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Komisi I DPRD Kukar menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) menindaklanjuti terkait keluhan warga RT 10 Kelurahan Karya Merdeka, Samboja atas kegiatan pembuatan bata ringan oleh PT Bondy Raya yang menyebabkan dampak pencemaran lingkungan berupa debu dan bau dari aktivitas pabrik tersebut.

Rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Komisi I DPRD Kukar Kamis, (12/1/23) dipimpin langsung oleh Ketua Komisi I DPRD Kukar, Yohanes Badulele Da Silva, dan dihadiri ketua RT 10 Kelurahan, tokoh masyarakat, pihak perusahaan.

Ketua Komisi I DPRD Kukar, Yohanes Badulele Da Silva mengatakan RDP ini atas dasar keluhan masyarakat sejak tahun 2018, tapi secara kapasitas perusahaan PT Bondy Raya di Samboja ini mengalami tiga permasalahan yang dituntut. Pertama debu dan bau batu bata, itu sudah diselesaikan masalahnya dulu. Tetapi belakangan ini mulai mencium bau, sehingga warga RT 10 berupaya dengan DLHK dan sama-sama mencari solusi.

Ternyata perusahaan ini sudah melakukan tindakan dan langkah-langkah, tetapi belum sempat melakukan koordinasi dengan warga dan DLHK. Akhirnya warga melaporkan ini ke Komisi I DPRD Kukar.

"Dan kami upayakan di tanggal 17 Desember 2022 kemarin kami lakukan sidak. Temuan di lapangan atas laporan masyarakat benar adanya. Sehingga apa yang menjadi rekomendasi dari pertemuan itu dilanjutkan dengan RDP ini. Dan dari RDP ini pihak perusahaan sanggup menyiapkan tim ahli untuk peredam bau. Dalam dua minggu terakhir ini, mereka akan selesaikan pengerjaan itu." jelasnya

Sementara Lukman, selaku Tokoh masyarakat RT 10, dan sekaligus mewakili warga di sekitar sekolah SD 022 Samboja, mengungkapkan bahwa keberadaan warga ini sangat berdampingan dengan perusahaan hanya terhalang satu tembok saja.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa bau yang dihasilkan dari pabrik sangat menggangu, karena dari baunya seperti bangkai, bahkan kemaren ada dari puskesmas berkunjung ke sekolah secara spotan dan menyatakan bau zat kimia tersebut sangat berbahaya terhadap kesehatan.

"Bau ini membuat kita tidak bisa tidur, dan membuat kita tidak betah. Bahkan anak-anak disekolah itu kalau menghirup baunya tidak bisa bertahan di sekolah, sehingga pelajaran jadi tidak fokus. Karena selama 24 jam baunya dari uap, dan bersambung terus uapnya, dari subuh, pagi, siang, sore, sampai malam. Bahkan kejadian ini sudah terjadi dari tahun 2018 tapi yang parahnya itu dari 2019 , 2020 sampai sekarang, karna produksinya bertambah." ungkapnya.

Ia menuturkan bahwa warga setempat telah melakukan langkah-langkah secara persuasif, sudah lapor pada pemerintah setempat, dari desa bahkan sampai ke pak camat, dan karena tidak ada respon yang serius keliatannya dalam menangani permasalahan ini. Untuk itu pihak perusahaan bisa mencari solusi dari hal ini.

"Harapan saya, Karan ini sudah sampai di RDP, jangan sampai disini lah, ada respon positif yang betul-betul diambil oleh pihak perusahaan dan pihak pemerintah dalam hal ini DLHK untuk mengatasi persoalan ini, sehingga tidak berkepanjangan ini karna otomatis kami ini dari 2018 sampai sekarang dirugikan selama bertahun-tahun."pungkasnya.

Sementara itu Suleha Kepala Bidang Produksi PT Bondy Raya mengatakan pihaknya selalu menanggapi keluhan masyarakat dengan baik, bahkan saat ini sedang melakukan ujicoba untuk meminimalisir apa yang di keluhkan, ini tinggal menunggu hasil apakah hasilnya.

"Pabrik ini sudah operasi kurang lebih 6 tahun yang lokasinya di KM 32 Samboja, jalur Balikpapan-Samarinda berdekatan dengan rumah warga. Dulu awalnya pabrik hanya beroperasi satu sif saja, kemudian bertambah dua sif, hingga sekarang tiga sif. Dalam sekali produksi bisa sampai 6 autoclub." jelasnya.

Ia menyebut, keluhan masyarakat dirasakan sejak 2018. Terkait analisa sementara, kita belum ketemu. Karna BLHD juga belum ada hasil labnya belum ketahuan. Karana semua yang dijalankan ini sebenarnya sesuai dengan SOP perusahaan batu bata ringan di Indonesia, dan sebenarnya ini masalah semua perusahaan batu bata ringan yaitu bau. (*dri)

Pasang Iklan
Top