• Jum'at, 26 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Wakil Ketua III DPRD Kukar Siswo Cahyono

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Permasalahan pengelolaan sampah masih menjadi problem Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), dimana jika pengelolaan sampah ini dilakukan dengan metode daur ulang akan menghasilkan Penghasilan Asli Daerah (PAD).

Permasalahan sampah yang menumpuk khususnya di TPA Bekotok Tenggarong menjadi sorotan Wakil Ketua III DPRD Kukar Siswo Cahyono, karena menurutnya sampah khususnya sampah plastik akan berpotensi menghasilkan PAD jika di oleh dengan baik.

"Kalau dibeberapa daerah yang lain persoalan sampah itu ada metode daur ulang, bahkan sudah berjalan di kota-kota yang lain. Kita juga berharap ditempat kita juga seperti itu, ada metode daur ulang yang memang bisa difungsikan, didayagunakan kembali. Ada daya manfaat, jadi sesuatu yang tidak berguna disitu bisa didaur ulang. Misalnya sampah plastik bisa jadi biji plastik." ujar Siswo kepada KutaiRaya.com Selasa (11/10/22).

Lanjutnya, itu juga harus dipikirkan, kalau pemerintah sudah memikirkan solusinya, kerjasama dengan pihak ke tiga menjadi selah satu upayanya. Kalau tidak, misalnya MoU nya dengan pihak ke tiga, apa yang di cover pemerintah untuk menyiapkan mesinya, pengelolaannya biar profesional dari pihak ke tiga.

Kemudian nanti untuk pembagian dari hasil daur ulangnya itu nanti dijual dan menghasilkan PAD. sehingga tidak menumpuk. Jika ditumpuk terus tapi tidak dikelola dan diambil akhirnya tempat terbatas juga.

Selain itu perawatan alat berat di TPA tersebut adalah aset pemerintah. Namanya aset kita wajib menganggarkan untuk perawatanya, apalagi untuk kepentingan kemasyarakatan. Jangan sampai alat rusak akhirnya terbengkalai.

"Tetapi penekannanya adalah harus disiapkan mesin daur ulang sampah, bisa aja nanti Perusda yang mengelola disitu. Nah pemerintah memberikan suntikan dana melalui Perusda untuk pengelolaan sampah itu."jelasnya.

Jika dioperasikan alat berat untuk memindah dan menimbun sampah saja, itu tidak akan menyelesaikan masalah. Nah kalau sampah dedaunan tidak masalah nanti bisa jadi pupuk organik nanti. Tetapi yang sampah plastik ini yang menjadi masalah, karena tidak akan hancur, lama hancurnya.

"Solusinya harus didaur ulang jadi biji-bijian plastik itu yang dijual kembali menjadi sesuatu yang bernilai. Seperti ban-ban bekas yang bisa dimanfaatkan oleh pengrajin binaan ukm untuk bikin pot." pungkasnya. (*dri/adv)

Pasang Iklan
Top