• Jum'at, 19 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Pelaksanaan kegiatan Festival Jaranan sebagai rangkaian dari kegiatan Kukar Kaya Festival Tahun 2022 yang diselenggarakan di Kecamatan Tenggarong Seberang beberapa waktu lalu.


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Program pembangunan dibawah kepemimpinan Bupati Kukar Edi Damansyah dan Wakil Bupati H Rendi Solihin, tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026. Salah satunya misi ke tiga Kukar Idaman itu adalah memperkuat pembangunan ekonomi berbasis pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif (Ekraf).

Dari program itu, salah satunya adalah Program Kukar Kaya Festival yang regulasinya ada di Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Kartanegara (Kukar) dimana program tersebut sebagai bentuk komitmen nyata dalam terhadap budaya dan pengembangan ekonomi kreatif di Kutai Kartanegara.

Pada 2022 ini sudah ada beberapa kegiatan yang dijalankan Dispar Kukar seperti Festival yang digelar Festival Belian Namang di Kedang Ipil Kota Bangun, Kukar Yougt Festival di Waduk Panji, Festival Jaranan, Tenggarong Creative Fest, dan yang akan yang akan digelar dalam waktu dekat ini yakni Tenggarong Internasional Folk Art Festival.

Dosen Fisipol Unikarta Awang Rifani menyebut, program yang dijalankan Pemkab Kukar sebagai upaya nyata untuk pengembangan budaya, dn mampu mendorong peningkatan ekonomi masyarakat para pelaku UMKM Kukar.

"Artinya ketika ada event di Tenggarong membuat UMKM kita meluas, yang jualan bisa dibeli dan yang memiliki penginapan bisa dapat orang yang nginap itu bagus. Sehingga ada perputaran ekonomi disitu. Nantinya setiap kegiatan yang dilaksanakan harus mempunyai dampak positif bagi masyarakat luas."ujar Awang saat dikonfirmasi KutaiRaya.com Senin (18/7/22).

Dia juga menyebut setiap kegiatan itu juga perlu ada evaluasi yang jelas, mengenai program Kukar Kaya Festival yang ditarget dalam satu tahun harus ada 100 Festival. Awang menilai kegiatan ini bagus, karena ada event-event yang diselenggarakan kecamatan dan komunitas yang ada di Kukar.

"Program ini baik sekali ada kreativitas yang muncul, seniman-seniman lokal di Kukar juga yang tadinya sekian tahun tidak ada kegiatan tahun ini mulai ada kegiatan. Saya nilai sejauh ini bagus." ucap Awang.

Tentunya agar program ini berjalan dengan baik harus ada sinergitas dan dukungan dari OPD terkait. Karena kebetulan kalau kegiatan yang sifatnya Festival itu terkait dengan Dinas Pariwisata. Dan untuk pembinaan kesenian dan lembaga kesenian itu ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Kukar Kaya Festival itu perlu kreativitas, harus punya jati diri bahwa Festival itu harus dari budaya lokal jangan meniru Festival dari daerah lain seperti yang dulu diadakan.” Artinya lebih menonjolkan kebudayaan yang ada di Kukar jangan ikut-ikutan seperti yang diadakan ditempat lain”ujarnya.

Kegiatan Kukar Kaya Festival berdampak terhadap kemajuan para pelaku UMKM di Tenggarong. Salah satunya adanya pelaku Pengrajin Sulam Tumpar dan Tenun yang seringkali ikut dalam expo festival kegiatan tersebut.

Merry Pengrajin Sulam Tumpar dan Tenun Ulap Doyo di Tenggarong Merry mengatakan selama ini usaha yang dijalani mulai berkembang, yang dulunya belum terlalu penjualannya dan stan yang kurang ramai kini mulai banyak pelanggan dari daerah maupun dari luar daerah.

"Dimana dulunya kami hanya menjual produk dari rumah, kini bersyukur sudah dibantu pemerintah untuk berjualan di outlet Dekranasda Kukar. Sehingga nanti kalau ada wisatawan dari luar lebih mudah untuk mencari souvernir." ucapnya.

"Saat ini sudah banyak pemesanan tas itu ke luar daerah, seperti dalam waktu dekat ini ada acara ulang tahun Bhayangkari bulan Agustus jadi saya awal Juli kemarin sudah ada di pesani 30 tas dari Polda Kaltim tapi lewat Polsek Samarinda dan juga dari daerah Kalaimantan Utara. Dan pada tanggal 20 nanti mengikuti pameran TIFAF yang digelar Dinas Pariwisata."ujarnya.

Karena banyaknya pesanan Merry mengaku terkendala pada Sumber Daya Manusia (SDM) dalam proses penyediaan bahan Sulam Tumpar tersebut dikerjakan secara manual, sehingga tenaga yang mengerjakan tidak sebanding dengan yang memesan. Jadi kalau ada pesanan barang tapi barangnya tidak redi ia minta waktu 2 sampai 3 Minggu.

Dia menyebut prospek usaha kerajinan sulam tumpar ini sangat bagus jika ditekuni, apalagi dengan adanya sosial media sangat membantu dalam penjualan.

"Dalam satu bulan kami mampu menghasilkan 50 produk siap pakai, dengan omset rata-rata Rp 15 juta per bulan. Sulam Tumpar ini dijahit untuk dijadikan produk yang siap pakai." pungkasnya. (*dri/adv)

Pasang Iklan
Top