• Selasa, 16 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara





TENGGARONG (KutaiRaya.com) - Tak hanya mengandalkan program pembinaan kemandirian yang bergerak dalam bidang meubelair, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Tenggarong juga makin menunjukkan eksistensinya dalam bidang program seni.

Hal ini terbukti dengan sering tampilnya band Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas II A Tenggarong dibeberapa event yang diselenggarakan di Kota Tenggarong, terakhir saat mengisi pada pegelaran Expo yang diadakan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kutai Kartanegara beberapa waktu lalu.

Agus Dwirijanto, Kepala Lapas Kelas II A Tenggarong mengungkapkan, bahwa group musik yang diberi nama Prodeo Band ini sebagai salah satu bentuk program pembinaan kepribadian yang diselenggarakan di dalam lapas.

"Ini wujud komitmen kami dalam rangka mensukseskan tujuan Pemasyarakatan dan program back to basics Pemasyarakatan," ungkapnya.

Tujuan Pemasyarakatan sendiri memiliki arti pulihnya hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan warga binaan Pemasyarakatan saat nanti kembali ke masyarakat.

Agus Dwirijanto menambahkan, band lapas ini sudah sering mengisi pada event di wilayah tenggarong maupun sebagai band tamu.

Disinggung soal proses perijinan bagi WBP yang akan tampil di luar lapas, Agus Dwirijanto menjelaskan bahwa prosesnya melalui mekanisme sidang tim pengamat pemasyarakatan.

"Tim yang ada di dalam sidang TPP itu yang akan membahas atau memberikan pertimbangan kepada kalapas, layak atau tidaknya WBP tersebut mengisi acara di luar lapas," imbuhnya.

Tak kalah membanggakan, pada pegelaran expo ini juga menayangkan film pendek karya petugas Lapas Kelas II A Tenggarong yang berjudul Bescov.

Dalam proses pembuatannya, Lapas Kelas II A Tenggarong bekerjasama dengan salah satu sanggar teater yang ada di Kutai Kartanegara, selain itu yang menarik dari proses pembuatan film ini melibatkan beberapa warga binaan sebagai pemeran pendukung.

"Film ini terinspirasi dari program asimilasi bagi WBP dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Covid-19," ujar Zairin Zain sutradara dari film bescov.

Tujuannya ingin memberikan edukasi kepada masyarakat tentang program asimilasi itu sendiri serta ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa warga binaan juga bisa berkarya.

"Stigma negatif ini yang ingin kami hilangkan dan inilah salah satu yang mendasari dibuat nya film ini," tuturnya.

Zairin Zain juga menambahkan, dengan melihat antusiasme masyarakat terhadap program pembinaan WBP khususnya dalam bidang seni tidak menutup kemungkinan kedepannya Lapas Kelas II A Tenggarong tidak hanya menjadi lapas produksi tapi juga menjadi lapas yang concern dalam bidang seni.

"Hal ini bisa saja terjadi dengan melihat eksistensi kelompok seni lapas dan respon masyarakat terhada hasil karya WBP lapas, " tutupnya. (One)

Pasang Iklan
Top