• Jum'at, 19 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara




TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara hentikan pasokan sapi dari Jawa dan Nusa Tenggara Barat. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi maraknya penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di sejumlah daerah.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian, PMK sudah ada di 14 provinsi. Di Pulau Kalimantan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah sudah terkonfirmasi mendapati wabah PMK di hewan ternaknya. Kemudian untuk Kalimantan Selatan masih berstatus suspek PMK. Gejala yang mengarah ke PMK sudah tampak namun belum ditetapkan terjadi penularan PMK.

Kepala Bidang Peternakan Dan Kesehatan Hewan Distanak Kukar Aji Gazali Rahman mengatakan terkait pemasokan ternak sapi potong untuk Kukar memang tidak akan merekomendasikan pemasukan ternak khusus dari Jawa dan NTB dikarenakan wabah penyakit PMK.

"Kalaupun sapi datang, itu ilegal nantinya akan kena dikarantina dan harus dikembalikan lagi tidak boleh masuk Kaltim." kata Gazali kepada KutaiRaya.com Senin (23/5/2022).

Menjelang Hari Raya Idul Adha Gazali menyebut untuk kebutuhan sapi potong di Kukar selama ini masih terpenuhi, masih punya populasi 31 ribu ekor di Kukar dan sebagian berasal dari Kupang NTT, kemudian dari Sulawesi juga mulai masuk karena tidak berstatus penyebaran penyakit PMK.

"Jadi alhamdulilah untuk Kukar sendiri mungkin bebas penyakit PMK. Nantinya untuk bibit kita akan beralih ke daerah Bali sebagai sumber bibit sapi di Kukar." ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa sebelumnya direkomendasikan oleh Dirjen Kementerian Pertanian dimana sapi dari Jawa dan NTB berdampak kasus PMK sehingga dihentikan dan tidak boleh ngambil disana kemudian dari pangkalembun kalteng tidak boleh juga.

"Kami menghimbau bagi peternak yang ingin mendatangkan sapi dari luar pulau itu harus membuat surat rekomendasi dari Dinas Perternakan, kalau tidak ada rekomendasi maka peternak atau pedagang akan ditangkap. Dan sapi pun dari daerah lain tidak boleh langsung masuk ke Kukar tapi terintegrasi terlebih dahulu melalui aplikasi."ungkap Gazali.

Saat ini Distanak Kukar sudah melakukan superlan atau pantauan tentang PMK ini dan pihaknya sudah melakukan sidak dibeberapa suplayer yang ada di Kukar yang biasa mendatangkan sapi dari Jawa dan NTB. Pada sidak tersebut tim dari Distanak Kukar telah mengambil sampel darahnya ini masih dalam proses pemeriksaan sampai tidak ada menunjukan penyakit menular PMK baik ternak sapi maupun kambing.

"Tentunya upaya ini dilakukan Distanak Kukar agar kasus PMK tidak terjadi, kami terus melakukan edukasi pada peternak yaitu dengan melakukan bio security, penyemprotan kandang, kemudian untuk menaikan imun sapi, dan apabila nanti sapi sakit cepat lapor pada dokter hewan untuk segera diobati." tutupnya. (*dri)

Pasang Iklan
Top