• Rabu, 24 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara





TENGGARONG (KutaiRaya.com) - Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat khususnya penyandang disabilitas, PT Raja Kutai Baru Makmur (RKBM) melalui program CSR bersama Yayasan Gerakan Literasi Kutai (GLK) melounching program pemberdayaan penyandang disabilitas "Difabel Jnggul Kukar Inklusi" Pelatihan Berisyaratan, berlangsung di Pendopo Odah Etam Tenggarong, Sabtu (21/5/2022).

Program tersebut di lounching Bupati Kukar Edi Damansyah diwakilkan oleh Asisten III Setkab Kukar Totok Heru Subroto, juga dihadiri Direktur PT RKBM Satrio Hadi Waskito, Pendiri Yayasan GLK Erwan Riadi, anggota DPRD Kaltim Ely Hartati Rasyid, Ketua Komisi IV DPRD Kukar Baharudin, Camat Anggana, Danramil dan Kapolsek Anggana, serta peserta dari penyandang Disabilitas.

Direktur PT RKBM Satrio Hadi Waskito mengatakan, alasan pihaknya memilih program ini karena menurut kami penting dan berguna bagi masyarakat khususnya penyandang disabilitas yang selama ini belum disentuh oleh perusahaan lain, makanya kita laksanakan program ini.

"Kita telah banyak berinteraksi dengan pak Erwan dari Yayasan Gerakan Literasi Kutai sehingga kita berkesimpulan memang ini program yang bagus dan penting dilaksanakan, " ungkap Satrio Hadi Waskito.

Ia mengaku, saat ini bantuannya terutama suport dalam hal program-program yang di jalankan oleh Yayasan GLK, baik itu bentuknya kegiatan maupun peralatan.

"Untuk program sebenarnya dalam rangka untuk peningkatan sumber daya manusia seperti peningkatan kemampuan dan literasi dalam arti luas. Selama kami masih diperlukan dan program ini berjalan dengan baik, maka kami akan teruskan program ini, " tuturnya.

Sementara itu, Pendiri Yayasan GLK Erwan Riadi menuturkan, bahwa yang menjadi pertimbangan kita di Yayasan GLK mengapa kita menyentuh penyandang disabilitas, pertama tentu kita bergerak di literasi yang kaitannya dengan pemberdayaan, kita melihat sejauh ini pemberdayaan terhadap saudara-saudara kita penyandang disabilitas itu relatif kurang, sementara kami paham bahwa mereka sesungguhnya sangat memerlukan itu

"Kita beruntung karena kita merencanakan untuk melakukan ini kita kemudian ketemu dengan pihak perusahaan yang juga punya misi yang sama, perusahaan tersebut memiliki program CSR yang memang sejak awal ingin mendorong kearah pemberdayaan bagi penyandang disabilitas, " terangnya.

Ia menambahkan, untuk penyentuhan terhadap penyandang disabilitas ini tentu tidak sama dengan masyarakat normal pada umumnya, jadi tentu kita harus tau persis apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka, kemudian bagaimana mereka bisa diterima dilingkungan masyarakat.

"Pelatihan yang kita rancang memang beda, kita tidak merancang kelas yang sifatnya massal kecuali kelas-kelas yang seperti hari ini kita lakukan, bahasa isyarat itukan relatif lebih diperlukan bagi kebanyakan orang, sementara apa yang ingin kita kembangkan secara khusus di Kecamatan Anggana adalah program dan kegiatan yang lebih menyesuaikan dengan kebutuhan dari para penyandang tersebut, " pungkasnya. (One)

Pasang Iklan
Top