Evakuasi penemuan mayat diperairan sungai mahakam.

TENGGARONG (KutaiRaya.com) Dari hasil pemeriksaan oleh pihak kepolisian mayat yang ditemukan pada Minggu 6 Februari 2022 di sungai Mahakam bernama Arifin (71), tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan benda tajam maupun tumpul.

"Kemarin sudah dilakukan visum luar di RS Parikesit, tidak ada tanda-tanda perlukaan baik memar-memar atau luka terbuka dan kondisi sudah membusuk. Dan pihak keluarga sepakat tidak mau dilakukan autopsi dan sudah ikhlas dengan membuat pernyataan." kata Kapolsek Tenggarong Iptu Nursan kepada media Senin (7/2/2022).

Diketahui sebelumnya sesosok jasad berjenis kelamin laki-laki ditemukan mengapung di perairan sungai mahakam, tepatnya di kawasan eks Tanito 2 RT19 Kelurahan Mangkurawang, Minggu (6/2/2022) sore. Korban ditemukan dengan dua jeriken berisi air penuh yang terikat di kedua kakinya.

Kronologis kejadian menurut keterangan saksi Maulidan (51) yang merupakan keluarga korban bahwa sudah sejak hari Jum'at tanggal 04 Pebruari 2022 hilang dari rumah dan sudah dilakukan pencarian baik di sekitar rumah, kebun dan hutan serta perairan sungai Mahakam.

Dan pada hari Sabtu tanggal 05 Pebruari 2022 keluarga korban telah melaporkan ke Polsek Tenggarong perihal Arifin yang telah hilang dan pada hari Minggu tanggal 06 Pebruari 2022 mayat korban ditemukan di tengah Sungai tepatnya dekat Jetty Loa Tebu 2 milik PT. Tanito Harum, kemudian mayat korban dibawa ke pinggir sungai dengan menggunakan perahu ketinting untuk dilakukan pemeriksaan,

Kemudian pada saat diperiksa pada kedua kaki korban terikat oleh 2 buah jerigen pada masing-masing kaki terikat dengan 1 buah jerigen dengan tali sepanjang kurang lebih 150 cm, selanjutnya dilakukan oleh TKP oleh INAFIS Polres Kukar kemudian jenazah korban dibawa ke RSUD AM Pariket Tenggarong Seberang.

Menurut pengakuan Maulidan korban sudah 3 kali hilang dan sudah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri dengan cara meminum racun tikus namun nyawa korban masih terselamatkan karena diketahui oleh keluarga.

Untuk diketahui, korban tidak bisa mendengar dan berbicara. Selama ini korban juga tinggal seorang diri dan setiap hari diantarkan makanan oleh keluarganya. (*dri)