• Jum'at, 19 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara




TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar mengandeng konsultan PT. Indoditas Duta Raya, untuk mempresentasikan Perencanaan akhir Detail Engineering Design (DED) Food Station Eks Rice Prosesing Unit (RPU) kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, yang berlangsung di Ruang Serbaguna Tepian Pandan, Rabu (15/12/2021).

Hadir dalam acara tersebut Asisten II yang juga merupakan Kepala Bappeda Kukar Wiyono, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sutikno, Kepala Diskominfo Dafip Hariyanto, Kepala DKP Muslim dan perwakilan OPD terkait.
Ceo PT Indoditas Duta Raya Firly Firdauzy mengatakan, Station adalah sebuah pengembang konsolidasi atau terminal, bahan baku pangan yang dikumpulkan dari hasil budidaya di wilayah estake secara terintegrasi.

Memiliki sarana dan prasarana yang modern dalam melaksanakan proses hilirisasi, untuk menciptakan komoditi yang berperan mulai dari penyerapan, peningkatan mutu dan kualitas, pemangkasan kemudian penjualan hasil panen.
Food station diharapkan menjadi tempat yang tepat untuk petani dalam memasarkan produk pertaniannya, nanti dibeli dengan hasil yang bagus.

"Kadang-kadang kita mikir petani sudah kerja keras, bingung siapa yang beli (hasil panen). Tapi dengan food station bisa diserap hasil panennya, ada jaminan pasar di situ," ujarnya.

"Di dalam RPU nanti akan dibangun beberapa depot, ada kantor, tempat untuk produksi beras, pabrik tepung beras, ada pabrik pupuk organik, pabrik hortik station, depot saprotan, depot alsintan" terangnya.

Ia menyebut manfaat yang didapat dari dibangunya Food station yaitu petani mendapat penghasilan yang jelas, akan ada produk unggul dari Kabupaten Kukar dari pertanian.

"Untuk membangun RPU dengan kapasitas ideal membutuhkan dana Rp.30 miliar sampai Rp. 50 miliar." ucap Firly.

Sementara itu Kepala Bappeda Kukar Wiyono mengatakan, aset di RPU selama ini belum optimal pengelolaanya dan ini ada pihak swasta yang membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan hilirisasinya.

"Kami meyakini dan akan mensuport program Food Station, karena mereka yang memang mengerti pasarnya," kata Wiyono.

Pemda sendiri mengeluarkan anggaran untuk pertanian cukup besar tiap tahunnya mencapai puluhan miliar, namun belum bisa mengembangkan dalam implementasinya.

Menurut Wiyono persoalan yang dihadapi ada di bagian hilir, yakni pemasaran hasil pertanian. Ke depan, RPU tidak hanya sekedar dimanfaatkan sebagai pabrik penggilingan padi saja. Melainkan menjadi pabrik dengan banyak manfaat yang akan menguntungkan petani dan pihak pengelolanya. (*dri/adv)

Pasang Iklan
Top