• Sabtu, 20 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



(Pengrajin sulam tumpat dibanjir pesanan)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Ditengah kondisi pandemi covid-19 Industri Kecil Menengah (IKM) di Kutai Kartanegara semakin berkembang dan mengalami peningkatan penjualan. Salah satunya pengrajin Sulam Tumpar dan Tenun Ulap Doyo By Merry yang beralamat di Jalan Gunung Belah Gang Beringin 3 No 91, Tenggarong.

Banyaknya pesanan masker maupun kerajinan lain membuat pengrajin kualahan memenuhi pesanan dari pembeli.

Merry (40) Pemilik pengrajin Sulam Tumpar mengatakan, sudah sejak 2017 mulai menekuni usaha ini, kerajinan ini berbahan dasar kain drill, kain tenun ulap doyo yang diperoleh dari daerah sekitar dan untuk karung goni diperoleh dari luar.

Sudah beberapa macam kerajinan dihasilkan dari tangan trampilnya, adapun kerajinan yang paling menonjol yaitu Sulam Tumpar.

"Biasanya orang membeli Sulam Tumpar itu masih lembaran saja. Sehingga Sulam Tumpar ini saya modifikasi menjadi produk yang siap pakai seperti tas, dompet,songkok, kalung, bros,sarung bantal masker,tas laptop dan lainnya," kata Merry kepada media ini Selasa (19/10/2021).

Ia menyebutkan selama pandemi ini pesanan semakin meningkat, saat orang memerlukan masker disitulah Merry mengambil peluang, dengan ukiran yang menarik. Ada juga pada saat lebaran lalu orang banyak yang memesan hampers ke tempatnya.

Karena banyaknya pesanan Merry terkendala pada SDM dalam proses penyediaan bahan Sulam Tumpar tersebut dikerjakan secara manual, sehingga tenaga yang mengerjakan tidak sebanding dengan yang memesan. Jadi kalau ada pesanan barang tapi barangnya tidak redi ia minta waktu 2 sampai 3 Minggu.

"Untuk penjualan produk kami melalui media online Facebook, Instagram, WhatsApp dan juga di Shoopee dengan harga mulai dari Rp 50 sampai Rp 800 ribu. Sementara ini pesanan datang dari Tarakan Kalimantan Timur sebagai sovenir," ujarnya.

Kerajinan yang paling diminati pembeli yaitu tas karena ada berbagai macam bentuk dan motif, sesuai permintaan konsumen sehingga dari permintaan itu Merry mampu berinovasi untuk membuat produk yang belum pernah dibuatnya dan menjadi terobosan baru.

Dalam satu bulan Merry mampu menghasilkan 50 produk siap pakai, dengan omset rata-rata Rp 15 juta per bulan. Sulam Tumpar ini dijahit untuk dijadikan produk yang siap pakai. "Harapannya semoga ada perhatian dari pemerintah daerah untuk membantu dalam penjualan kerajinan ini sebagai suvenir khas daerah Kalimantan Timur," tutup Merry.

Sementara salah satu pelanggan yang berasal dari Balikpapan menyampaikan, bahwa kualitas produk kerajinan ini memang handmade karena ini bukan kerajinan yang mudah, jadi dicari dimana-mana itu susah pas ketemu Bu Merry langsung suka pada produknya.

"Saya bangga dengan produk ini karena ini produk budaya, sehingga kita tidak melulu melihat barang di Mall, produk dari daerah tak kalah bagusnya kerena kainnya bagus, jahitannya rapi, dan kualitas besinya juga bagus jadi kuat dan kokoh," katanya.

"Menurut saya sih produk ini harus bisa berkembang lagi, dan dilirik oleh pemerintah daerah. Karena kita membutuhkan support yang tinggi bukan hanya dari Tenggarong saja tapi bisa diperkenalkan ke daerah lain," katanya. (*dri/adv)

Pasang Iklan
Top