• Sabtu, 20 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



(Aksi unjuk rasa sempat ricuh namun berakhir damai)


TENGGARONG (KutaiRaya.com) - Meskipun aksi demo mahasiswa sempat ricuh saat petugas Satpol PP berusaha memadamkan ban bekas yang dibakar oleh belasan mahasiswa dari Aliansi Keroan Mahasiswa Peduli Kutai Kartanegara di depan Kantor Bupati kukar, namun berakhir damai, Selasa (02/03) siang.

"Tadi sempat ada gesekan sedikit dengan petugas, karena kami membakar ban bekas tersebut merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa karena sudah dua kali kami melakukan aksi tetapi Bupati belum mau menemui kami, dan ini juga salah satu keluh kesah dari kami, dan mohon maaf pembakaran ban ini bukan bentuk anarkis dari kami tetapi hanya bentuk kekecewaan kami," ungkap Koordinator lapangan (Korlap) Ahmad Rifai Arifin Putra.

Menurutnya, rangkaian aksi hari ini sama dengan aksi pertama Jum'at (26/02) lalu, pada aksi pertama kita tidak ditemui oleh Bupati Kukar, dan di aksi kedua Bupati juga tidak ada dikantornya.

"Aksi ini ada 14 tuntutan aspirasi dari kawan-kawan mahasiswa ada hal-hal yang diprioritaskan untuk pembangunan Kutai Kartanegara, mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya, maka kami merekomendasikan untuk Bupati Kukar harus diprioritaskan aspirasi kami ini khususnya untuk pembangunan Kukar kedepan lebih baik lagi," terangnya.

Ia menambahkan, untuk kebutuhan mendesaknya saat ini kita ketahui sumber daya manusia di Kukar ini kurang mendapatkan pendidikan yang layak, maka salah satu aspirasi kami adalah harus ada rumah belajar disetiap Desa di Kukar, agar adik-adik regenerasi kita dapat terdidik dengan baik.

Sementara itu, Kasub Bag Babin Ops Polres Kukar AKP Panca Gunadi mengatakan, sebenarnya dimasa pandemi tidak ada aksi unjuk rasa atau kegiatan yang sifatnya kerumunan, karena dari Satgas penanganan Covid-19 Kukar tidak ada rekomendasi ijin untuk melaksanakan unjuk rasa.

"Kami himbau tapi mereka tetap melaksanakan, mereka juga menyampaikan aspirasi yang harus kita perhatikan, dan jika dalam aksi ini mahasiswa melanggar protokol kesehatan maka kami bubarkan, namun meskipun aksi ini sempat ricuh tapi berakhir damai, karena salah satu pejabat Pemkab Kukar Asisten 1 menemui pengunjuk rasa dan berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada Bupati Kukar," pungkasnya. (One)

Pasang Iklan
Top