• Sabtu, 20 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



(Rombongan Diskominfo bersama jurnalis foto bersama warga budaya lekaq Kidau)


TENGGARONG, Gathering Jurnalis yang digagas Diskominfo Kutai Kartanegara dengan mengexplore Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, Sabtu (7/11).
Perjalanan menggunakan Kapal Wisata Queen Orca yang fasilitasnya cukup lengkap seperti kamar tidur berAC, ruang makan, karaoke, loby depan dan belakang.

Saat datang langsung disambut Pj Kepala Desa Budaya Lekaq Kidau Adang, dengan upacara adat Terima Sakay oleh salah satu tokoh adat Desa Budaya Lekaq Kidau, kemudian ketika memasuki Lamin Amin Pemung Tawai disambut dengan keindahan seni tari Dayak Kenyah khususnya tari Kancet Nyelama Saksi, tari Kancet Pepatai, dan tari Kancet Kreasi Temenang Madang.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kutai Kartanegara Ir Bahteramsyah yang diwakili Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik (Kabid PKP) Ahmad Rianto dan Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Media Masmun Jaya mengatakan ini salah satu program dalam membangun komunikasi antara pemerintah dan jurnalis, untuk mengexplore tempat tersebut baik potensi, seni, budaya dan banyak hal.

"Kehadiran kami disini mudahan-mudahan peran media dan jurnalis ini dapat menginformasikan terhadap potensi status desa budaya yang disandang Desa Lekaq Kidau dan menggali lebih dalam lagi kondisi terkini ini Desa Lekaq Kidau." Katanya.

Kita bangun komunikasi dan kerjasama. Desa Lekaq Kidau merupakan satu dari 4 desa budaya di Kukar yang ditetapkan bisa dibuktikan dan pertanggungjawabkan. Tentunya kerjasama yang bagus dan membangun kolaborasi keluar desa terutama ke Diskominfo, salah satunya membina masyarakat melalui Komunitas Informasi Masyarakat (KIM).

"Dengan kehadiran para jurnalis ini berharap membantu desa ini untuk mengangkat kembali potensi-potensi yang sudah dimiliki sebagai desa budaya ini bisa eksis tampil sebagai salah satu destinasi wisata di Kutai Kartanegara."ucapnya.

Sementara Pj Kades Lekaq Kidau, Adang mengungkapkan dulu pada tahun 2004 ketika ditetapkan sebagai desa budaya banyak ibu-ibu dan orang tua kita yang bertelingga panjang tapi sekarang sudah tidak ada lagi dikarenakan sudah meninggal dunia.Tetapi generasi yang ada ini kurang simpati untuk membuat telingga panjang, yang seharusnya dilakukan sejak masih kecil.

Diungkapkannya, belum banyak yang tahu bahwa akses jalan ke Desa Lekaq Kidau yang biasa memakan waktu sekitar 4-5 jam melalui jalur sungai ini.
Sebenarnya sudah bisa ditempuh melaui jalur darat yang jaraknya mencapai 36 km dengan waktu satu jam dari Kota Tenggarong, kalau jalan sudah diaspal semua maka jarak bisa lebih singkat lagi yaitu sekitar setengah jam karena masih ada beberapa titik yang masih pengerasan dan semenisasi.

Selepas mengunjungi Desa Lekaq Kidau, rombongan kemudian mengexplore wisata alam, bersama Komunitas Pecinta Alam Sebulu dengan mengunjungi Bukit Arborea yang lagi hangat diperbincangkan di medsos berlokasi di Desa Sebulu Ulu Kecamatan Sebulu.

Perjalanan menuju bukit tersebut memakan waktu kurang lebih 15 menit dengan menggunakan sepeda motor dan mobil mengingat aksesnya jalan masih jalur tanah disarankan untuk tidak berkunjung saat hujan.

Sampai dipintu gerbang, para rombongan cukup kelelahan menaiki bukit dengan berpegangan pada kayu dan akar. Sesampainya diatas Bukit Arborea, lelah itu terasa terobati dengan mendapatkan pemandangan indah yang sungguh luar biasa, yakni terlihat Sungai Mahakam dan desa-desa di Kecamatan Sebulu.

Pada saat itu sempat menikmati sunset bersama puluhan pemuda Sebulu yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Alam yang diketuai Andi Aspian.
Kepada para jurnalis, Andi Aspian bersama rekan-rekannya punya harapan ingin menjadikan Bukit Arborea ini sebagai salah satu tempat tujuan wisata alam di Kecamatan Sebulu.

Dengan memiliki ketinggian sekitar 250 kaki tentunya tempat ini memiliki udara sejuk dan pemandangan menarik terlebih pada malam hari.

"Bila malam terlihat lampu Jembatan Kutai Kartanegara, dan cerah bukit terlihat pesonanya ketika waktu pagi, sore dan malam hari,"ungkap Andi yang sempat kemping bersama rekan-rekannya.

Patut diketahui, bukit ini ketika ditemukan kata Andi terdapat sebidang plat besi bertuliskan Block 84 (02) luas 7,13 Ha Tanggal Tanam 08-02-96, Jarak Tanam 2x3, Spesies: G (Gmelina,red) arborea atau jati putih. Sehingga bukit ini yang diduga milik Litbang Kukar pun langsung dibernama Bukit Arborea.

Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik (Kabid PKP) Ahmad Rianto mengaku salut kepada pemuda yang sudah berpikir jauh untuk mengembangkan Bukit Arborea ini sebagai tempat tujuan wisata di Kutai Kartanegara khusus di Kecamatan Sebulu.

"Patut kita dukung, dimana para pemuda ingin mengembangkan daerahnya sebagai tempat tujuan wisata. Tentunya sebagai tempat tujuan wisata, maka kawasan hutan di bukit ini patut dijaga dan jangan dirusak,"ucapnya yang turut merasakan menaiki bukit dan menikmati sunset diatas bukit tersebut.
(zul)

Pasang Iklan
Top