• Jum'at, 19 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Warga Desa Puan Cepak Kecamatan Muara Kaman-Kutai Kartanegara beberapa tahun terakhir ini merasa gelisah, sebab sejak berubahnya kepemilikan kebun sawit PT. AUS kepada kepemilikan baru yang berubah nama menjadi PT. CAP (Cahaya Anugerah Plantation ,

membuat situasi Pembangunan kebun Plasma masyarakat desa puan cepak yang menjadi kewajiban perusahaan semakin tidak jelas, karena sampai saat ini proses pengelolaan kebun sawit plasma belum diketahui berapa luasan yang sudah dibangunkan serta dilakukan perawatan oleh PT. CAP dari kewajiban yang seharusnya.

Jika dilihat dari komitmen awal masuknya perusahaan ini sangatlah bagus sekali dengan janji dibangunkannya kebun plasma secara penuh bersamaan dengan kebun inti perusahaan.

"Namun nyatanya sudah sejak bertahun lamanya kebun plasma masyarakat belum diketahui kejelasannya. Bahkan masyarakat Desa Puan Cepak yang mayoritas menjadi anggota Petani Plasma yang dinaungi oleh Koperasi belum mendapatkan informasi berkenaan kebun plasma mereka yang telah dibangunkan." Kata salah seorang warga Desa Puan Cepak yang namanya tak mau disebutkan.

Masyarakat Petani Plasma Desa Puan Cepak berharap persoalan ini segera diselesaikan oleh Pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap persoalan ini, khususnya manajemen PT. CAP. Karena masyarakat menilai selama ini sejak berpindahnya kepemilikan Perusahaan, pembangunan kebun plasma ini tidak ditangani secara serius oleh manajemen PT. CAP. Masyarakat juga melihat bahwa ada unsur kesengajaan dari manajemen PT. CAP tidak menangani persoalan ini secara serius, hal tersebut bisa dilihat dari belum jelasnya berapa jumlah luasan realisasi pembangunan kebun plasma masyarakat desa puan cepak. Jika dilihat dari sektor perekonomian masyarakat.

Kebun plasma ini sangat diharapkan oleh masyarakat, karena perkebunan sawit plasma itu sangat didambakan masyarakat Desa Puan Cepak. Pasalnya sekarang bidang usaha lain sudah tak bisa ditekuni masyarakat. Seperti menekuni kayu atau nelayan dan lainnya.

"Kami sangat mengharapkan sekali hasil dari kebun sawit plasma ini sebagai penghasilan rutin walaupun tidak seberapa, tapi sekarang bingung. Karena dari manajemen PT. CAP tak ada upaya serius untuk menuntaskan masalah ini. Padahal kami tidak meminta apa-apa, kecuali kejelasan pihak manajemen PT. Cahaya Anugerah Plantation (PT.CAP) mengenai komitmen mereka untuk melakukan pengelolaan pembangunan kebun sawit plasma ini dengan baik dan transparan kepada masyarakat." Katanya.

Jika permasalahan ini selalu berlarut-larut seperti ini, tanpa ada penanganan yang serius dari manajemen perusahaan, maka jangan salah petani plasma apabila melakukan tindakan yang lebih serius untuk menuntut persoalan ini agar segera diselesaikan. (boy)

Pasang Iklan
Top