Pembukaan Erau Adat Kutai and International Folkl and Arts Festival (EIFAF) ke 4, Minggu (21/8) kemarin berlangsung meriah.

Direktur Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof. Dr. Endang Caturwati, S.S.T., M.S, resmi membuka acara tersebut.

Hadir dalam acara itu Duta Besar Negara Seychelles Niko Barito, Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak, Ketua DPRD Kaltim, Pangdam Mulawarman, Kapolda Kaltim, Ketua DPRD Kukar, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kaltim dan Kukar, para kontingen dari 9 negara serta kontingen kesenian dalam negeri.

Pada acara pembukaan tersebut diawali penampilan marching band Tenggarong, kemudian dilanjut dengan parade para kontingen 9 negara dengan menampilkan tarian masing masing negara, ke 9 kontingen itu diantaranya adalah Estonia, Polandia, Taiwan, Lhituania, Romania, Ukrania, Idaho-USA, Bulgaria, Rusia dan Indonesia.

Endang Caturwati selaku Direktur Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya perhelatan Erau 2016 ini."Ini adalah perhelatan yang luar biasa, karena selain mampu merekatkan kearifan local, juga ada pesan pesan dari berbagai Negara yang ditunjukan melalui seni tari dalam penampian parade para kontingen,"kata Endang.

Sementara itu Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, mengaku salut atas program yang dicanangkan Pemkab Kukar dalam pelaksanaan Erau setiap tahunnya. Ini tak lepas sebagai wujud dalam pengembangan dan pelestarian seni dan budaya.
“Selama ini kerjasama yang dilakukan tidak hanya pada bidang pembangunan, tetapi juga pada pelestarian kesenian dapat dikembangkan dan dilestarian melalui Erau adat Kutai,” kata Awang.

Awang berharap semua pihak mendukung dan mensukseskan pelaksanaan Erau secara antusias."Mari kita dukung dan rayakan dengan antusias pada Erau adat Kutai 2016 ini," tandasnya.

Dipenghujung acara pembukaan kemarin juga ditampilkan tarian kolosal yang dibawakan sebanyak 150 penari, menambah semaraknya acara pembukaan EIFAF yang mengangkat tema dengan EIFAF kita lestarian budaya daerah dan pergaulan antar bangsa guna mendukung pariwisata daerah dan nasional. (boy)